Perkuat Bisnis Batu Bara, IATA Resmi Miliki 100% Saham Putra Muba Coal
Sabtu, 09 April 2022 - 07:36 WIB
JAKARTA - Anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) , PT Bhakti Coal Resources (BCR), telah menandatangani perjanjian jual beli untuk mengakuisisi 46,16% sisa saham PT Putra Muba Coal (PMC) melalui anak usahanya, PT Sumatra Resources (SR).
Komisaris IATA Investama Darma Putra usai penandatanganan di kawasan MNC Tower, Jakarta, Jumat (8/4/2022) mengatakan, setelah akuisisi ini, SR akan memiliki 100% PMC dari sebelumnya hanya 53,84%.
Langkah ini sejalan dengan ambisi Perseroan untuk memperkuat posisinya di sektor energi, khususnya pertambangan batu bara.
“Hari ini kami melakukan penandatanganan dari MNC Energy Investments dan anak perusahaan BCR yang di bawah IATA. Kita memiliki 2 IUP yang sudah beroperasi sejak tahun lalu dari awalnya 54%. Pada hari ini kami menandatangani jual beli untuk akuisisi 44,6%, nanti practical resource-nya jadi melalui SR akan memiliki 100% UP dari PMC,” ujarnya, dikutip Sabtu (9/4/2022).
Untuk diketahui, PMC memiliki cadangan sebesar 54,8 juta MT dari 2.947 ha konsesi, yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. PMC berencana meningkatkan produksinya dari 2 juta MT pada 2021 menjadi 4,5 juta MT pada 2022.
PMC sendiri menyumbang 58% dari total target produksi BCR sebesar 7,8 juta MT tahun ini, sehingga akuisisi ini tentu akan meningkatkan profitabilitas IATA.
Kegiatan operasional PMC pada tahun 2021 mencatat pendapatan sebesar USD56,32 juta dan memiliki EBITDA sebesar USD24,01 juta.
Sementara itu, terkait meroketnya harga batu bara akibat meningkatnya permintaan dan masalah rantai pasokan yang timbul dari konflik antara kekuatan global, manajemen optimis akuisisi tersebut akan meningkatkan posisi keuangan PMC dengan perkiraan profit dua kali lipat tahun ini.
PMC juga memiliki pelabuhan yang terletak di Sungai Tungkal, dengan jarak sekitar 10 km dari tambang dan sekitar 161 km ke area transhipment di pelabuhan Tanjung Buyut.
Sebagai informasi, BCR merupakan perusahaan induk dari sembilan perusahaan batu bara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Komisaris IATA Investama Darma Putra usai penandatanganan di kawasan MNC Tower, Jakarta, Jumat (8/4/2022) mengatakan, setelah akuisisi ini, SR akan memiliki 100% PMC dari sebelumnya hanya 53,84%.
Langkah ini sejalan dengan ambisi Perseroan untuk memperkuat posisinya di sektor energi, khususnya pertambangan batu bara.
“Hari ini kami melakukan penandatanganan dari MNC Energy Investments dan anak perusahaan BCR yang di bawah IATA. Kita memiliki 2 IUP yang sudah beroperasi sejak tahun lalu dari awalnya 54%. Pada hari ini kami menandatangani jual beli untuk akuisisi 44,6%, nanti practical resource-nya jadi melalui SR akan memiliki 100% UP dari PMC,” ujarnya, dikutip Sabtu (9/4/2022).
Untuk diketahui, PMC memiliki cadangan sebesar 54,8 juta MT dari 2.947 ha konsesi, yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. PMC berencana meningkatkan produksinya dari 2 juta MT pada 2021 menjadi 4,5 juta MT pada 2022.
PMC sendiri menyumbang 58% dari total target produksi BCR sebesar 7,8 juta MT tahun ini, sehingga akuisisi ini tentu akan meningkatkan profitabilitas IATA.
Kegiatan operasional PMC pada tahun 2021 mencatat pendapatan sebesar USD56,32 juta dan memiliki EBITDA sebesar USD24,01 juta.
Sementara itu, terkait meroketnya harga batu bara akibat meningkatnya permintaan dan masalah rantai pasokan yang timbul dari konflik antara kekuatan global, manajemen optimis akuisisi tersebut akan meningkatkan posisi keuangan PMC dengan perkiraan profit dua kali lipat tahun ini.
PMC juga memiliki pelabuhan yang terletak di Sungai Tungkal, dengan jarak sekitar 10 km dari tambang dan sekitar 161 km ke area transhipment di pelabuhan Tanjung Buyut.
Sebagai informasi, BCR merupakan perusahaan induk dari sembilan perusahaan batu bara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
(ind)
tulis komentar anda