Dunia Internasional Akui Tiga Tahun Indonesia Swasembada Beras
Rabu, 17 Agustus 2022 - 21:31 WIB
JAKARTA - Lembaga Internasional, Pusat Penelitian Beras Dunia atau International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan terhadap Republik Indonesia (RI) yang dalam tiga tahun terakhir mampu mencapai swasembada beras secara berturut-turut. Penghargaan ini diterima langsung oleh RI Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (14/8/2022).
IRRI menilai, Indonesia mencapai swasembada karena mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik dalam hal ini beras lebih dari 90%. Diketahui, produksi beras nasional sejak 2019 konsisten berada di angka 31,3 juta ton sehingga berdasarkan itungan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah stok akhir pada April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.
(Baca juga:Kapolri dan Mentan Bahas Swasembada Beras hingga Pendistribusian Pupuk Subsidi)
“Dan kalau ditanya barangnya ada di mana? Ya ada di masyarakat, petani, restoran-restoran dan juga Bulog. Plus beberapa di industri-industri pangan. Inilah yang menyebabkan kenapa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah mencapai swasembada pangan,” kata Presiden Jokowi.
Presiden mengatakan, di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, pemerintah Indonesia terus berkomitmen meningkatkan produksi nasional dan menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri sekaligus memberikan kontribusi bagi kondisi pangan internasional.
(Baca juga:3 Tahun Tak Impor, Jokowi Pede Swasembada Beras Akan Segera Tercapai)
“Terimaksih yang sebesar-besarnya kepada pelaku dan bekerja di sawah, para petani Indonesia atas kerja kerasnya, tentu saja bupati, gubernur dan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang semuanya bekerja sama dengan riset-riset dari universitas perguruan tinggi yang kita miliki. Ini adalah kerja yang terintegrasi dan kerja gotong royong,” kata Jokowi.
Dijelaskan Presiden, salah satu infrastruktur yang selama ini dibangun Indonesia sejak 2015 adalah infrastruktur di bidang pertanian. Tercatat, ada bendungan yang sudah diresmikan mencapai 29 dan tahun ini akan selesai lagi 38 bendungan dengan target hingga 2024 lebih dari 61 bendungan.
“Kita juga membangun embung dan 4.500 jaringan irigasi yang dibangun selama tujuh tahun terakhir, selain juga kita terus memanfaatakan varietas unggul padi, intensifikasi dan ekstensifikasi. Kita berharap, ke depan tidak hanya beras yang swasembada, tetapi kita jagung dan lainya,” katanya.
Presiden menambahkan program diversifikasi juga dapat dioptimalkan dengan baik untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Saat ini, Indonesia terus melakukan penanaman sorgum sebagau subtitusi yang bisa menggantikan gandum.
“Diversifikasi pangan hati-hati. Kita tidak hanya tergantung pada beras, tetapi harus kita mulai juga untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya. Kita sudah mulai kemarin di Waingapu untuk sorgum, kemudian beberapa provinsi, jagung juga besar besaran yang dulu harus impor 3,5 juta ton, hari ini kita hanya impor kira-kira 800 ribu ton. Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali dan kita harapkan dengan terus-menerus kita konsentrasi ke sana,” jelasnya.
IRRI menilai, Indonesia mencapai swasembada karena mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik dalam hal ini beras lebih dari 90%. Diketahui, produksi beras nasional sejak 2019 konsisten berada di angka 31,3 juta ton sehingga berdasarkan itungan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah stok akhir pada April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.
(Baca juga:Kapolri dan Mentan Bahas Swasembada Beras hingga Pendistribusian Pupuk Subsidi)
“Dan kalau ditanya barangnya ada di mana? Ya ada di masyarakat, petani, restoran-restoran dan juga Bulog. Plus beberapa di industri-industri pangan. Inilah yang menyebabkan kenapa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah mencapai swasembada pangan,” kata Presiden Jokowi.
Presiden mengatakan, di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, pemerintah Indonesia terus berkomitmen meningkatkan produksi nasional dan menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri sekaligus memberikan kontribusi bagi kondisi pangan internasional.
(Baca juga:3 Tahun Tak Impor, Jokowi Pede Swasembada Beras Akan Segera Tercapai)
“Terimaksih yang sebesar-besarnya kepada pelaku dan bekerja di sawah, para petani Indonesia atas kerja kerasnya, tentu saja bupati, gubernur dan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang semuanya bekerja sama dengan riset-riset dari universitas perguruan tinggi yang kita miliki. Ini adalah kerja yang terintegrasi dan kerja gotong royong,” kata Jokowi.
Dijelaskan Presiden, salah satu infrastruktur yang selama ini dibangun Indonesia sejak 2015 adalah infrastruktur di bidang pertanian. Tercatat, ada bendungan yang sudah diresmikan mencapai 29 dan tahun ini akan selesai lagi 38 bendungan dengan target hingga 2024 lebih dari 61 bendungan.
“Kita juga membangun embung dan 4.500 jaringan irigasi yang dibangun selama tujuh tahun terakhir, selain juga kita terus memanfaatakan varietas unggul padi, intensifikasi dan ekstensifikasi. Kita berharap, ke depan tidak hanya beras yang swasembada, tetapi kita jagung dan lainya,” katanya.
Presiden menambahkan program diversifikasi juga dapat dioptimalkan dengan baik untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Saat ini, Indonesia terus melakukan penanaman sorgum sebagau subtitusi yang bisa menggantikan gandum.
“Diversifikasi pangan hati-hati. Kita tidak hanya tergantung pada beras, tetapi harus kita mulai juga untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya. Kita sudah mulai kemarin di Waingapu untuk sorgum, kemudian beberapa provinsi, jagung juga besar besaran yang dulu harus impor 3,5 juta ton, hari ini kita hanya impor kira-kira 800 ribu ton. Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali dan kita harapkan dengan terus-menerus kita konsentrasi ke sana,” jelasnya.
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda