Menteri KKP Berencana Kirim Jajarannya ke Norwegia, Supaya Apa?
Selasa, 30 Juni 2020 - 15:36 WIB
JAKARTA - Penguatan sumber daya manusia (SDM), menjadi salah satu langkah strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah komando Menteri Edhy Prabowo. Tak tanggung-tanggung, Menteri Edhy berencana mengirim jajarannya untuk berguru ke Norwegia tentang teknologi akuakultur.
"Norwegia dikenal dengan teknologinya yang canggih dalam akuakultur, terutama untuk akuakultur lepas pantai," kata Menteri Edhy di Jakarta, Selasa (30/6/2020).
Menteri Edhy menyebut keberhasilan Norwegia memproduksi salmon berskala besar. Salmar dan Norax adalah dua contoh perusahaan swasta Norwegia yang sudah menggunakan teknologi dengan total kapasitas produk sekitar 10.000 ton per tahun.
"Kita kirim ahli-ahli untuk belajar tentang akuakultur, masing-masing direktorat jenderal dua orang. Supaya tahu cara melakukan produksi yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hasil yang akan kami pasarkan," sambungnya.
Menteri Edhy memastikan Indonesia dan Norwegia memiliki kerja sama yang sudah berlangsung lama, khususnya di bidang kelautan dan perikanan. Bahkan kedua belah pihak telah menandatangani letter of intent (LoI) tentang kerja sama kelautan dan perikanan pada Oktober 2018 di Bali. ( Baca:Norwegia: Salmon Kami Bukan Sumber Penyebaran Covid-19 di Beijing )
Karenanya, dengan mempertimbangkan posisi strategis dan kepemimpinan kedua negara dalam forum global, Menteri Edhy ingin mengambil kesempatan ini untuk mendorong kedua belah pihak untuk memperkuat kerja sama bilateral di masa depan.
Menteri Edhy berharap, kesesuaian bisnis antara sektor swasta dari kedua negara perlu juga dipromosikan di masa depan. Menurutnya, kerja sama ini adalah salah satu tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-EFTA (IE CEPA), yang ditandatangani pada Desember 2018 dan saat ini sedang menunggu ratifikasi.
"Saya berharap untuk melihat kolaborasi dan kerja sama di masa depan dalam industri perikanan antara perusahaan Norwegia dan Indonesia," urainya.
Di tempat yang sama, Dubes Norwegia untuk Indonesia Vegard Kaale menyambut positif usulan Menteri Edhy. Bahkan dia mengundang KKP untuk turut mengikuti sejumlah kegiatan yang digelar oleh otoritas Norwegia.
Sebelumnya, pertemuan Menteri Edhy dengan Dubes Norwegia berlangsung pada Senin (29/6). Turut hadir dalam pertemuan ini Sekjen KKP Antam Novambar, Dirjen Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar, Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, dan Dirjen Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo. Selain itu, terdapat pula pimpinan dua BUMN Perikanan, yakni Perum Perindo dan PT Perinus.
"Norwegia dikenal dengan teknologinya yang canggih dalam akuakultur, terutama untuk akuakultur lepas pantai," kata Menteri Edhy di Jakarta, Selasa (30/6/2020).
Menteri Edhy menyebut keberhasilan Norwegia memproduksi salmon berskala besar. Salmar dan Norax adalah dua contoh perusahaan swasta Norwegia yang sudah menggunakan teknologi dengan total kapasitas produk sekitar 10.000 ton per tahun.
"Kita kirim ahli-ahli untuk belajar tentang akuakultur, masing-masing direktorat jenderal dua orang. Supaya tahu cara melakukan produksi yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hasil yang akan kami pasarkan," sambungnya.
Menteri Edhy memastikan Indonesia dan Norwegia memiliki kerja sama yang sudah berlangsung lama, khususnya di bidang kelautan dan perikanan. Bahkan kedua belah pihak telah menandatangani letter of intent (LoI) tentang kerja sama kelautan dan perikanan pada Oktober 2018 di Bali. ( Baca:Norwegia: Salmon Kami Bukan Sumber Penyebaran Covid-19 di Beijing )
Karenanya, dengan mempertimbangkan posisi strategis dan kepemimpinan kedua negara dalam forum global, Menteri Edhy ingin mengambil kesempatan ini untuk mendorong kedua belah pihak untuk memperkuat kerja sama bilateral di masa depan.
Menteri Edhy berharap, kesesuaian bisnis antara sektor swasta dari kedua negara perlu juga dipromosikan di masa depan. Menurutnya, kerja sama ini adalah salah satu tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-EFTA (IE CEPA), yang ditandatangani pada Desember 2018 dan saat ini sedang menunggu ratifikasi.
"Saya berharap untuk melihat kolaborasi dan kerja sama di masa depan dalam industri perikanan antara perusahaan Norwegia dan Indonesia," urainya.
Di tempat yang sama, Dubes Norwegia untuk Indonesia Vegard Kaale menyambut positif usulan Menteri Edhy. Bahkan dia mengundang KKP untuk turut mengikuti sejumlah kegiatan yang digelar oleh otoritas Norwegia.
Sebelumnya, pertemuan Menteri Edhy dengan Dubes Norwegia berlangsung pada Senin (29/6). Turut hadir dalam pertemuan ini Sekjen KKP Antam Novambar, Dirjen Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar, Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, dan Dirjen Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo. Selain itu, terdapat pula pimpinan dua BUMN Perikanan, yakni Perum Perindo dan PT Perinus.
(uka)
tulis komentar anda