Populasi Sapi Indukan Bantuan Kementan Meningkat di Mayoritas Provinsi
Senin, 06 Juli 2020 - 16:41 WIB
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mencatat adanya peningkatan populasi sapi indukan sebesar 8 persen pada tahun 2018. Data ini dihimpun dari dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di provinsi.
Ada kelahiran pedet sebanyak 217 ekor pada 2018. Sapi indukan Brahman Cross bantuan pemerintah sebanyak 2.652 ekor ini disebar di 15 provinsi pada tahun 2018, dan telah berkembangbiak dengan baik."Sampai saat ini populasi sapi indukan mencapai 2.869 ekor," kata Sugiono, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH di Kementan.
Sugiono juga mengatakan terjadi pertumbuhan di sebagian besar provinsi penerima bantuan. Contohnya di Provinsi Riau tercatat penambahan jumlah hingga 51 persen dari 45 ekor menjadi 68 ekor, Sumatera Barat meningkat 28 persen dari jumlah awal 110 ekor menjadi 141 ekor, dan Provinsi Jambi meningkat 24 persen dari jumlah awal 50 ekor menjadi 62 ekor.
Sementara di Provinsi Kepulauan Riau, Sugiono menyampaikan bahwa memang ada pengurangan jumlah sapi indukan bantuan pemerintah sebanyak 15 ekor dari jumlah awal 150 ekor. Hal ini terjadi antara bulan Januari sampai Juni 2019. Menurutnya hal ini disebabkan karena kemarau panjang yang berakibat ketersediaan pakan hijauan sulit didapatkan.
"Tapi secara umum pada 130 kelompok ternak dan 12 UPTD di 15 provinsi dalam kondisi baik. Memang ada beberapa ternak yang body condition score (BCS) rendah, namun itu sangat sedikit masih di bawah 2 persen," jelas Sugiono.
Saat ini BCS rendah tersebut sudah berangsur-angsur dilakukan perbaikan melalui bantuan bibit rumput dan pendampingan SDM dari BPTU-HPT Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH. Selain itu, ada juga bantuan pendampingan kerja sama dari asosisasi ISPI melalui kegiatan program perbaikan sapi betina produktif.
"Semua bantuan itu dimaksudkan untuk membantu peternak meningkatkan kondisi body condition score," imbuh Sugiono lagi.
Dirjen PKH Kementan, I Ketut Diarmita memastikan, pemerintah terus menjaga dan mengawasi pertumbuhan sapi bantuan ini. Ia mengatakan tim investigasi juga langsung diturunkan jika ada kematian.
Ditjen PKH bersama dinas dan asosiasi memanfaatan limbah pertanian sebagai pakan tambahan alternatif yang ada di wilayah distribusi, penanaman hijauan pakan ternak, pemberian pakan yang baik pada sapi indukan, serta pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis (bimtek)
Ada kelahiran pedet sebanyak 217 ekor pada 2018. Sapi indukan Brahman Cross bantuan pemerintah sebanyak 2.652 ekor ini disebar di 15 provinsi pada tahun 2018, dan telah berkembangbiak dengan baik."Sampai saat ini populasi sapi indukan mencapai 2.869 ekor," kata Sugiono, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH di Kementan.
Sugiono juga mengatakan terjadi pertumbuhan di sebagian besar provinsi penerima bantuan. Contohnya di Provinsi Riau tercatat penambahan jumlah hingga 51 persen dari 45 ekor menjadi 68 ekor, Sumatera Barat meningkat 28 persen dari jumlah awal 110 ekor menjadi 141 ekor, dan Provinsi Jambi meningkat 24 persen dari jumlah awal 50 ekor menjadi 62 ekor.
Sementara di Provinsi Kepulauan Riau, Sugiono menyampaikan bahwa memang ada pengurangan jumlah sapi indukan bantuan pemerintah sebanyak 15 ekor dari jumlah awal 150 ekor. Hal ini terjadi antara bulan Januari sampai Juni 2019. Menurutnya hal ini disebabkan karena kemarau panjang yang berakibat ketersediaan pakan hijauan sulit didapatkan.
"Tapi secara umum pada 130 kelompok ternak dan 12 UPTD di 15 provinsi dalam kondisi baik. Memang ada beberapa ternak yang body condition score (BCS) rendah, namun itu sangat sedikit masih di bawah 2 persen," jelas Sugiono.
Saat ini BCS rendah tersebut sudah berangsur-angsur dilakukan perbaikan melalui bantuan bibit rumput dan pendampingan SDM dari BPTU-HPT Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH. Selain itu, ada juga bantuan pendampingan kerja sama dari asosisasi ISPI melalui kegiatan program perbaikan sapi betina produktif.
"Semua bantuan itu dimaksudkan untuk membantu peternak meningkatkan kondisi body condition score," imbuh Sugiono lagi.
Dirjen PKH Kementan, I Ketut Diarmita memastikan, pemerintah terus menjaga dan mengawasi pertumbuhan sapi bantuan ini. Ia mengatakan tim investigasi juga langsung diturunkan jika ada kematian.
Ditjen PKH bersama dinas dan asosiasi memanfaatan limbah pertanian sebagai pakan tambahan alternatif yang ada di wilayah distribusi, penanaman hijauan pakan ternak, pemberian pakan yang baik pada sapi indukan, serta pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis (bimtek)
tulis komentar anda