Populasi Sapi Indukan Bantuan Kementan Meningkat di Mayoritas Provinsi
Senin, 06 Juli 2020 - 16:41 WIB
Bimtek yang dilaksanakan melalui pelatihan peternak ini telah dilakukan pada akhir Januari sampai pertengahan Februari 2020. Kegiatan bimtek diharapkan mampu merubah secara nyata pemahaman peternak tentang manajemen pemeliharaan sapi Brahman Cross yang baik dan benar.
"Pemahaman yang dimaksud mulai dari aspek pakan dan minum, proses pembiakan dan reproduksi, kebersihan serta masalah yang terkait dengan kesehatan hewan yang secara sederhana dan operasional mudah diaplikasikan di tingkat peternak sehingga merubah secara signifikan cara dan pemikiran mereka tentang beternak sapi Brahman Cross," papar Ketut.
Hal ini juga diproyeksikan untuk meningkatkan aplikasi prinsip kesejahteraan ternak di kandang masing-masing. Bimtek ini dilaksanakan di beberapa tempat, yaitu di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP), Songgoriti, Batu, Malang, Jawa Timur, Balai Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan, Cikole, Jawa Barat.
Dilaksanakan juga di Balai Pelatihan Peternakan dan Keswan UPTD BPTSD, Payakumbuh, Sumatera Barat, SMK Gandapura, Bireun, Aceh, dan di tiga aula Dinas Kabupaten Pati, Semarang, Banjarnegara (Jawa Tengah). Peserta Bimtek ini berjumlah 213 peternak sapi Brahman Cross dari 79 kelompok dan juga melibatkan staf dari 6 UPTD.
Hasilnya diketahui cukup positif dari semua kegiatan yang dilaksanakan. Antara lain adanya peningkatan kebuntingan cukup baik di beberapa kelompok misalnya di kelompok Mekar Mulya, Kabupaten Bandung Barat dan Kelompok Cadas Sari di Kabupaten Subang yang mencapai lebih dari 70 persen induk bunting dan kematian nol persen.
"Pembinaan dan pendampingan khusus dilakukan oleh pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah. Terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu pemerintah dalam rangka memastikan kondisi sapi bantuan tetap dalam kondisi baik," ujar Ketut.
Ketut memaparkan, berdasarkan kunjungan Tim PKH ke salah satu lokasi penerima bantuan di Kabupaten Banjarnegara, sapi-sapi Brahman Cross juga menunjukan sedang dalam keadaan bunting kedua. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Kelompok Tani Berkah Usaha.
Di sana yang semula ada 15 ekor, sekarang menjadi 24 ekor. Keseriusan kelompok dalam memelihara sapi indukan bantuan pemerintah terbukti membuahkan hasil yang signifikan, 9 ekor anak sudah lahir, bahkan 1 diantaranya sudah siap menjadi induk kembali.
Kelompok Tani Berkah Usaha juga sekaligus menghapus mitos bahwa sapi indukan Brahman Cross impor tidak bisa bunting kedua, buktinya saat ini dari 7 ekor indukan yang bunting, empat ekor diantaranya merupakan bunting kedua.
Kelompok yang beranggotakan 15 orang ini berkomitmen untuk terus mengembangkan sapi indukan yang telah diberikan. Anakan yang berjenis kelamin betina akan dibesarkan dan dijadikan induk.
"Pemahaman yang dimaksud mulai dari aspek pakan dan minum, proses pembiakan dan reproduksi, kebersihan serta masalah yang terkait dengan kesehatan hewan yang secara sederhana dan operasional mudah diaplikasikan di tingkat peternak sehingga merubah secara signifikan cara dan pemikiran mereka tentang beternak sapi Brahman Cross," papar Ketut.
Hal ini juga diproyeksikan untuk meningkatkan aplikasi prinsip kesejahteraan ternak di kandang masing-masing. Bimtek ini dilaksanakan di beberapa tempat, yaitu di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP), Songgoriti, Batu, Malang, Jawa Timur, Balai Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan, Cikole, Jawa Barat.
Dilaksanakan juga di Balai Pelatihan Peternakan dan Keswan UPTD BPTSD, Payakumbuh, Sumatera Barat, SMK Gandapura, Bireun, Aceh, dan di tiga aula Dinas Kabupaten Pati, Semarang, Banjarnegara (Jawa Tengah). Peserta Bimtek ini berjumlah 213 peternak sapi Brahman Cross dari 79 kelompok dan juga melibatkan staf dari 6 UPTD.
Hasilnya diketahui cukup positif dari semua kegiatan yang dilaksanakan. Antara lain adanya peningkatan kebuntingan cukup baik di beberapa kelompok misalnya di kelompok Mekar Mulya, Kabupaten Bandung Barat dan Kelompok Cadas Sari di Kabupaten Subang yang mencapai lebih dari 70 persen induk bunting dan kematian nol persen.
"Pembinaan dan pendampingan khusus dilakukan oleh pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah. Terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu pemerintah dalam rangka memastikan kondisi sapi bantuan tetap dalam kondisi baik," ujar Ketut.
Ketut memaparkan, berdasarkan kunjungan Tim PKH ke salah satu lokasi penerima bantuan di Kabupaten Banjarnegara, sapi-sapi Brahman Cross juga menunjukan sedang dalam keadaan bunting kedua. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Kelompok Tani Berkah Usaha.
Di sana yang semula ada 15 ekor, sekarang menjadi 24 ekor. Keseriusan kelompok dalam memelihara sapi indukan bantuan pemerintah terbukti membuahkan hasil yang signifikan, 9 ekor anak sudah lahir, bahkan 1 diantaranya sudah siap menjadi induk kembali.
Kelompok Tani Berkah Usaha juga sekaligus menghapus mitos bahwa sapi indukan Brahman Cross impor tidak bisa bunting kedua, buktinya saat ini dari 7 ekor indukan yang bunting, empat ekor diantaranya merupakan bunting kedua.
Kelompok yang beranggotakan 15 orang ini berkomitmen untuk terus mengembangkan sapi indukan yang telah diberikan. Anakan yang berjenis kelamin betina akan dibesarkan dan dijadikan induk.
tulis komentar anda