Wall Street Dibuka Nanjak, Investor Optimistis The Fed Tak Lagi Agresif Naikkan Suku Bunga
Jum'at, 11 November 2022 - 22:18 WIB
JAKARTA - Tiga indeks Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Jumat (11/11/2022), melanjutkan reli tajam pada sesi sebelumnya. Sentimen yang mendongkrak pasar datang dari ekspektasi bahwa inflasi yang melandai pada Oktober sebesar 7,7% akan membuat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed berpotensi mengurangi laju suku bunga agresifnya.
Dow Jones Industrial Average menguat 0,03% menjadi 33.724,87, S&P 500 tumbuh 0,05% di 3.958,30 dan Nasdaq Composite naik 0,03% di level 11.114,36.
Saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Amazon.com, Tesla, dan Apple. Tiga top gainers ditempati oleh Wynn Resorts menguat 6,30%, Las Vegas Sands naik 4,77%, dan PVH tumbuh 3,95%.
Sedangkan top losers diduduki oleh L3Harris Technologies turun 4,27%, Northrop Grumman merosot 3,52%, dan Huntington Ingalls Indusries tertekan 2,60%.
"Data inflasi kemarin di bawah ekspektasi, tetapi secara historis (masih) sangat tinggi," kata analis Charles Schwab Randy Frederick, dilansir Reuters, Jumat (11/11/2022).
Saat ini pasar melihat peluang sebesar 71,5% untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan The Fed di bulan Desember.
Sebelumnya, ekspektasi 75 bps sempat mencuat ketika Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengurangi tingkat suku bunga.
Optimisme pasar juga mendapat dukungan oleh laporan keuangan sejumlah perusahaan yang lebih baik, kendati tak bernasib sama di sektor teknologi.
Dow Jones Industrial Average menguat 0,03% menjadi 33.724,87, S&P 500 tumbuh 0,05% di 3.958,30 dan Nasdaq Composite naik 0,03% di level 11.114,36.
Saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Amazon.com, Tesla, dan Apple. Tiga top gainers ditempati oleh Wynn Resorts menguat 6,30%, Las Vegas Sands naik 4,77%, dan PVH tumbuh 3,95%.
Sedangkan top losers diduduki oleh L3Harris Technologies turun 4,27%, Northrop Grumman merosot 3,52%, dan Huntington Ingalls Indusries tertekan 2,60%.
"Data inflasi kemarin di bawah ekspektasi, tetapi secara historis (masih) sangat tinggi," kata analis Charles Schwab Randy Frederick, dilansir Reuters, Jumat (11/11/2022).
Saat ini pasar melihat peluang sebesar 71,5% untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan The Fed di bulan Desember.
Sebelumnya, ekspektasi 75 bps sempat mencuat ketika Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengurangi tingkat suku bunga.
Optimisme pasar juga mendapat dukungan oleh laporan keuangan sejumlah perusahaan yang lebih baik, kendati tak bernasib sama di sektor teknologi.
tulis komentar anda