RI Kalah Gugatan Nikel di WTO, Apa Efeknya ke Pasar Saham?
Rabu, 23 November 2022 - 10:33 WIB
JAKARTA - Kekalahan gugatan Indonesia soal ekspor nikel melawan Eropa di World Trade Organization (WTO) diyakini bakal mempengaruhi pelaku pasar di bursa saham . Sementara itu Indonesia sendiri menyatakan bakal segera mengajukan banding.
Analis PT Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora melihat efeknya masih kecil untuk pasar Indonesia karena kedepannya prospek kendaraan listrik akan sangat berkembang.
"Seperti kita ketahui nikel merupakan salah satu komponen untuk pembuatan baterai listrik untuk keperluan mobil listrik, sepertinya memang ke depannya nikel permintaannya akan naik karena di G20 mendukung Indonesia menghapus subsidi bahan bakar," jelas Andhika dalam segmen Market Buzz Power Breakfast IDX, Rabu (23/11/2022).
Adapun hal ini jelas mendukung pemerintah untuk beralih ke green energy. Diketahui pergerakan harga nikel saat ini rebound hingga USD18.000 per ton bahkan sempat menyentuh USD30.400.
"Memang ini menjadi salah satu sentimen positif untuk pergerakan saham nikel karena menguatnya harga komoditas nikel dan tadi malam harga nikel menguat 4,42% ditutup di level USD26.220 per ton," ungkap Andhika.
Untuk investor pasar modal, saham berbasis nikel ini perlu dicermati. Secara teknikal, lanjut Andhika, saham-saham berbasis nikel sangat menarik untuk dilakukan buy atau pembelian.
Seperti saham Vale Indonesia (INCO) yang secara teknikal memang pergerakannya uptrend masih terjaga dan support trend nya. Meski ada koreksi, saham INCO termasuk normal mengikuti harga komoditasnya yang sempat turun dari USD30.400 ke sekitar USD21.000.
Analis PT Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora melihat efeknya masih kecil untuk pasar Indonesia karena kedepannya prospek kendaraan listrik akan sangat berkembang.
"Seperti kita ketahui nikel merupakan salah satu komponen untuk pembuatan baterai listrik untuk keperluan mobil listrik, sepertinya memang ke depannya nikel permintaannya akan naik karena di G20 mendukung Indonesia menghapus subsidi bahan bakar," jelas Andhika dalam segmen Market Buzz Power Breakfast IDX, Rabu (23/11/2022).
Adapun hal ini jelas mendukung pemerintah untuk beralih ke green energy. Diketahui pergerakan harga nikel saat ini rebound hingga USD18.000 per ton bahkan sempat menyentuh USD30.400.
"Memang ini menjadi salah satu sentimen positif untuk pergerakan saham nikel karena menguatnya harga komoditas nikel dan tadi malam harga nikel menguat 4,42% ditutup di level USD26.220 per ton," ungkap Andhika.
Untuk investor pasar modal, saham berbasis nikel ini perlu dicermati. Secara teknikal, lanjut Andhika, saham-saham berbasis nikel sangat menarik untuk dilakukan buy atau pembelian.
Seperti saham Vale Indonesia (INCO) yang secara teknikal memang pergerakannya uptrend masih terjaga dan support trend nya. Meski ada koreksi, saham INCO termasuk normal mengikuti harga komoditasnya yang sempat turun dari USD30.400 ke sekitar USD21.000.
tulis komentar anda