Suku Bunga BI Naik! Konsumen Bakal Pikir Ulang Beli Rumah dan Motor
Sabtu, 24 Desember 2022 - 19:15 WIB
JAKARTA - Kenaikan suku bunga Bank Indonesia atau BI-7 day reverse repo rate (BI-7DRRR) akan berdampak pada bunga kredit perbankan. Dampak paling terasa bisa saja terjadi pada kredit pemilikan rumah ( KPR ) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) di tahun depan.
"Kita akan memasuki era bunga mahal dengan estimasi kenaikan bunga kredit konsumsi perbankan sebesar 2% sampai dengan 2,5% di 2023," kata Direktur Celios Bhima Yudhistira kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (24/12/2022).
Kenaikan bunga kredit bank itu dinilai akan membuat konsumen berpikir ulang dalam melakukan pembelian rumah ataupun kendaraan bermotor. Apalagi sambungnya, pembelian rumah sekitar 75% menggunakan fasilitas KPR.
Oleh sebab itu, dia menyarankan pemerintah untuk menambah alokasi subsisi untuk fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) hingga penugasan ke bank BUMN guna menjaga suku bunga kredit konstruksi. Tujuannya, agar kenaikan harga rumah bisa ditekan semaksimal mungkin.
Sementara itu, Ekonom Indef Eko Listiyanto beranggapan, kenaikan suku bunga BI masih berada dalam level moderat. Menurutnya, dalam jangka pendek kenaikan bunga acuan ini belum berdampak pada bunga KKB. Beda dengan KPR yang memiliki tenor panjang.
"Kalau untuk rumah karena umumnya jangka panjang, kenaikan suku bunga acuan ini tentu akan menaikkan bunga kredit KPR," lanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengimbau perbankan untuk tidak buru-buru mentransmisikan kenaikan suku bunga bank sentral ini kepada suku bunga kredit perbankan. Hal itu untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Perry menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,5% salah satunya adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. "Kita masih ingin mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri," jelasnya.
"Kita akan memasuki era bunga mahal dengan estimasi kenaikan bunga kredit konsumsi perbankan sebesar 2% sampai dengan 2,5% di 2023," kata Direktur Celios Bhima Yudhistira kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (24/12/2022).
Kenaikan bunga kredit bank itu dinilai akan membuat konsumen berpikir ulang dalam melakukan pembelian rumah ataupun kendaraan bermotor. Apalagi sambungnya, pembelian rumah sekitar 75% menggunakan fasilitas KPR.
Oleh sebab itu, dia menyarankan pemerintah untuk menambah alokasi subsisi untuk fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) hingga penugasan ke bank BUMN guna menjaga suku bunga kredit konstruksi. Tujuannya, agar kenaikan harga rumah bisa ditekan semaksimal mungkin.
Sementara itu, Ekonom Indef Eko Listiyanto beranggapan, kenaikan suku bunga BI masih berada dalam level moderat. Menurutnya, dalam jangka pendek kenaikan bunga acuan ini belum berdampak pada bunga KKB. Beda dengan KPR yang memiliki tenor panjang.
"Kalau untuk rumah karena umumnya jangka panjang, kenaikan suku bunga acuan ini tentu akan menaikkan bunga kredit KPR," lanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengimbau perbankan untuk tidak buru-buru mentransmisikan kenaikan suku bunga bank sentral ini kepada suku bunga kredit perbankan. Hal itu untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga
Perry menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,5% salah satunya adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. "Kita masih ingin mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri," jelasnya.
(uka)
tulis komentar anda