Akui Indonesia Belum Punya Rencana Stok Pangan, Mendag Usul Ada Cold Storage
Selasa, 27 Desember 2022 - 17:29 WIB
JAKARTA - Menteri Perdagangan atau Mendag RI, Zulkifli Hasan mengakui, bahwa saat ini Indonesia tidak memiliki rencana stok pangan. Ia mencontohkan, sejumlah negara seperti Qatar dan Arah Saudi memiliki stok pangan hingga 3 bulan lamanya.
Hal tersebut disampaikan Mendag Zulhas dalam sambutan di webinar dengan tema Polemik Impor Beras di Akhir Tahun" yang digelar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia atau ICMI, pada Selasa (27/12/2022).“Kalau bapak pergi ke Dubai, Qatar atau Arab Saudi atau negara maju, ada stok pangan untuk 2-3 bulan,” kata Mendag Zulhas dalam webinar tersebut.
Zulhas pun memberikan contoh bahan pangan seperti telur. Mendag Zulhas mengatakan, di Indonesia telur yang baru keluar dari ayam langsung dijual pada hari yang sama.
“Kalau permintaannya besok banyak, harganya naik. Kalau permintaannya besok sedikit, harganya turun. Ayam dipotong, dijual pagi. Harganya bagus. Kalau makin siang, harganya turun. Karena kalau tidak laku, ayamnya busuk,” jelas Mendag Zulhas.
Mendag Zulhas melanjutkan, hal tersebut termasuk cabai langsung dijual seusai panen. Zulhas menuturkan hal tersebut termasuk soal beras yang saat ini terjadi.
“Kalau panen cabai hari ini, dijual hari ini. Kalau besok busuk. Kita tidak ada. Yang ada hanya beras. Itu pun beras, sekarang keadaannya seperti itu. Penduduk kita 270 juta. Ini yang saya usul, agar kita benahi,” beber Mendag Zulhas.
Diakui juga oleh Mendag Zulhas bahwa Indonesia saat ini tidak memiliki rencana stok pangan. Atas dasar itu, Mendag Zulhas mengusulkan, agar adanya sebuah pendingin besar atau cold storage untuk menyimpan bahan pangan minimal satu bulan lamanya.
“Kita usahakan agar kita ada stok pangan. Ada pendingin yang besar itu, cold storage, kita punya stok pangan satu bulan. Kalau tidak bisa satu bulan, ya dua minggu dulu. Dua minggu sudah, tiga minggu. Tiga minggu sudah, satu bulan. Dari awal hingga kita punya stok pangan satu bulan setengah,” pungkas Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN ini.
Hal tersebut disampaikan Mendag Zulhas dalam sambutan di webinar dengan tema Polemik Impor Beras di Akhir Tahun" yang digelar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia atau ICMI, pada Selasa (27/12/2022).“Kalau bapak pergi ke Dubai, Qatar atau Arab Saudi atau negara maju, ada stok pangan untuk 2-3 bulan,” kata Mendag Zulhas dalam webinar tersebut.
Baca Juga
Zulhas pun memberikan contoh bahan pangan seperti telur. Mendag Zulhas mengatakan, di Indonesia telur yang baru keluar dari ayam langsung dijual pada hari yang sama.
“Kalau permintaannya besok banyak, harganya naik. Kalau permintaannya besok sedikit, harganya turun. Ayam dipotong, dijual pagi. Harganya bagus. Kalau makin siang, harganya turun. Karena kalau tidak laku, ayamnya busuk,” jelas Mendag Zulhas.
Baca Juga
Mendag Zulhas melanjutkan, hal tersebut termasuk cabai langsung dijual seusai panen. Zulhas menuturkan hal tersebut termasuk soal beras yang saat ini terjadi.
“Kalau panen cabai hari ini, dijual hari ini. Kalau besok busuk. Kita tidak ada. Yang ada hanya beras. Itu pun beras, sekarang keadaannya seperti itu. Penduduk kita 270 juta. Ini yang saya usul, agar kita benahi,” beber Mendag Zulhas.
Diakui juga oleh Mendag Zulhas bahwa Indonesia saat ini tidak memiliki rencana stok pangan. Atas dasar itu, Mendag Zulhas mengusulkan, agar adanya sebuah pendingin besar atau cold storage untuk menyimpan bahan pangan minimal satu bulan lamanya.
“Kita usahakan agar kita ada stok pangan. Ada pendingin yang besar itu, cold storage, kita punya stok pangan satu bulan. Kalau tidak bisa satu bulan, ya dua minggu dulu. Dua minggu sudah, tiga minggu. Tiga minggu sudah, satu bulan. Dari awal hingga kita punya stok pangan satu bulan setengah,” pungkas Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN ini.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda