Pemerintah Rela Surat Utang Diborong China Demi Cadev

Senin, 13 Juli 2015 - 19:24 WIB
Pemerintah Rela Surat Utang Diborong China Demi Cadev
Pemerintah Rela Surat Utang Diborong China Demi Cadev
A A A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelaskan, tawaran Surat Utang Negara (SUN) Indonesia untuk diborong Bank Sentral China, dalam rangka menambah cadangan devisa (cadev) dan membendung gejolak perekonomian dunia.

Terlebih, cadangan devisa Indonesia saat ini susut dari USD110 miliar menjadi USD108 miliar saat melakukan intervensi agar rupiah stabil di posisi Rp13.300 per USD. Sementara posisi cadangan devisa China per Maret 2015 mencapai USD3,73 triliun.

"Nah, dalam rangka memperkuat ketahanan kita menambah cadev, menjaga gejolak dunia. Kita undang mereka untuk ikut lelang, ya mereka sekarang sedang melakukan proses internal," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/7/2015).

Mantan Wakil Menteri Keuangan ini berharap, pemerintah dapat meraih permodalan untuk beberapa proyek dalam negeri dengan tawaran pembelian SUN kepada China. Terlebih, Negeri Tirai Bambu ini juga belum pernah berpartisipasi dalam embeli SUN Indonesia.

"Mereka ikut lelang SUN kita kaya peserta yang lain. Kenapa? karena ternyata sudah banyak bank sentral lain yang sudah beli SUN kita gitu. Tapi mereka (China) kan belum ada," imbuhnya.

Selain itu, sambung Bambang, penawaran SUN kepada Bank Sentral China tersebut akan lebih aman jika terjadi gejolak perekonomian dunia. Pasalnya, mereka tidak akan lari begitu saja saat gejolak perekonomian menghantam dunia.

"Jadi, kalau ada suden reversal mereka tidak akan lari duluan. Kalau yang lari duluan kan yang spekulatif. Nah, kita intinya ingin memperbaiki struktur kepemilikan asing di SUN kita," kata dia.

Dengan dibeli oleh Bank Sentral China, kepemilikan asing terhadap SUN Indonesia akan lebih terstruktur lantaran surat utang Indonesia tidak dimiliki investor spekulatif.

"Kalian kan suka nanya, ini kepemilikan asing sudah sekian persen apa enggak bahaya? Sebenarnya bukan persentasenya, tapi strukturnya. Karena bisa persentasenya kecil tapi semua spekulasi, bisa lari semua. Kita kan ada tiga, bank sentral dan pemerintah, investor jangka panjang, dan ketiga sepekulatif. Kita akan memperkuat dua yang pertama," pungkasnya.

Sekadar informasi, Kemenkeu beberapa waktu lalu telah mengajukan penawaran kepada Bank Sentral China untuk pembelian surat berharga negara (SBN) Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat China belum pernah terlibat dalam lelang pembelian surat utang, sementara cadangan devisa yang bernilai besar tersedia di sana.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4774 seconds (0.1#10.140)