Jualan Ganja Boleh Lewat Twitter, Berlaku di Indonesia?

Kamis, 16 Februari 2023 - 17:58 WIB
loading...
Jualan Ganja Boleh Lewat Twitter, Berlaku di Indonesia?
Twitter menjadi platform media sosial pertama yang mengizinkan memasarkan produk ganja. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Twitter menjadi platform media sosial pertama yang mengizinkan memasarkan produk ganja di Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, Twitter hanya mengizinkan iklan untuk produk topikal CBD yang berasal dari rami.

Sementara platform media sosial lainnya termasuk Facebook, Instagram, dan TikTok tetap melarang iklan ganja karena ganja tetap ilegal di tingkat federal. Sedangkan di sebagian negara di AS telah melegalkan penjualan ganja untuk hiburan dibungkus dengan kemasan.

Twitter mengatakan akan mengizinkan perusahaan ganja untuk beriklan, selama mereka memiliki lisensi yang tepat dan melewati proses persetujuan. Twitter hanya mengizinkan bagi negara yang telah melegalkan produk tersebut sesuai prosedur hukum.



Melansir Reuters, Twitter hanya menargetkan yurisdiksi tempat mereka memiliki lisensi untuk beroperasi dan yang terpenting, tidak menargetkan orang di bawah 21 tahun. "Ini adalah kemenangan besar bagi pemasar ganja legal," kata perusahaan ganja multinegara dan ganja medis Cresco Labs.

Sebagian besar perusahaan pot dengan cepat menerima perubahan yang disarankan oleh Twitter. Trulieve Cannabis Corp(TRUL.CD)telah meluncurkan kampanye multinegara di platform tersebut pada hari Rabu.

"Perubahan ini berbicara tentang meningkatnya penerimaan ganja sebagai kategori kesehatan arus utama, dan kami berharap ini akan berfungsi sebagai katalis bagi platform media sosial lainnya untuk mengikutinya," kata Kate Lynch dari Curaleaf, perusahaan ganja terbesar yang beroperasi di AS.



Setelah mengalami lonjakan penjualan selama tahap awal pandemi, industri ganja AS menunjukkan tanda-tanda pelambatan dalam menghadapi tantangan peraturan dan ekonomi, termasuk penurunan harga dan pasar gelap yang memburu pelanggannya.

Curaleaf baru-baru ini memangkas tenaga kerjanya sebesar 10% dan keluar dari sebagian besar operasinya di tiga negara bagian AS.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2290 seconds (0.1#10.140)