Dicuekin, Dicurigai hingga Diancam Dilaporkan, Pionir Agen BRILink di Brebes Ini Pantang Menyerah Demi Meyakinkan Nasabah

Jum'at, 17 Februari 2023 - 23:55 WIB
loading...
Dicuekin, Dicurigai...
Agen BRILink, Cuherni (kanan) dan Akhmad Nurhakim (tengah) melayani nasabah BRI di Banjarharjo, Brebes, Kamis (16/2/2023). Foto/SINDOnews/Inda Susanti
A A A
BREBES - Mengenalkan suatu hal baru yang berbau teknologi di lingkungan yang masih belum melek teknologi bukan perkara mudah. Dengan kegigihan dan kesabaran, agen BRILink yang kini menjadi salah satu ujung tombak BRI dalam menjangkau nasabah hingga pedesaan, mampu mengenalkan dan meyakinkan masyarakat di desa untuk bertransaksi keuangan tanpa harus datang ke bank.

Suka duka mengenalkan BRILink di desa dirasakan oleh Cuherni, 38, dan sang suami, Akhmad Nurhakim, 46. Pasangan suami istri (pasutri) yang berdomisili di desa Banjarlor, kecamatan Banjarharjo, kabupaten Brebes, Jawa Tengah, itumulai menjadi agen BRlLink pada 2016 lalu atas tawaran seorang mantri BRI. Kala itu,merekamenjalankan usaha warung kelontong di rumah dan di desanya belum ada yang menjadi agen BRILink.

“Waktu itu ditawari sama mantri BRI yang datang ke rumah saudara, katanya ‘mau nggak jadi agen BRILink?’ soalnya dia sudah muter-muter nggak ada yang mau. Kalau kami sudah paham keagenan, jadi ya akhirnya mau lah,” kata Akhmad membuka pembicaraan dengan SINDOnews di Banjarharjo, Kamis (16/2/2023).

Mengutip laman resmi BRI, BRILink merupakan perluasan layanan BRI di mana BRI menjalin kerja sama dengan nasabah BRI sebagai agen yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat secara real time online menggunakan fitur Electronic Data Capture (EDC) mini ATM BRI dengan konsep sharing fee. Layanan ini diluncurkan BRI sejak Desember 2014 silam.

Singkat katadalam enam bulan setelah mendaftar, aplikasi yang diajukan Akhmad danistrinya akhirnya disetujui BRI dan mereka pun resmi menjadi agen BRILink yang dibekali mesin EDC.

Pada saat bersamaan, usaha warung mereka sedang tutup sementara lantaran kehabisan modal usai membangun rumah. Sehingga, pelayanan dilakukan di ruang tamu.

Sebagai agen BRILink pertama di desa Banjarlor, Erni, sapaan akrab Cuherni, mengatakan saat itu tak banyak masyarakat yang paham dengan transaksi keuangan dan perbankan di luar kantor bank.

Sehingga, Erni pun harus door-to-door alias mendatangi satu per satu masyarakat di lingkungan sekitarnya untuk mengenalkan BRILink dan beragam transaksi yang bisa dilakukan.

“Sampai-sampai kalau ada listrik tetangga yang bunyi (karena kehabisan token listrik), kita samperin. Kita bilang bahwa sekarang udah bisa bayar listrik di saya lho,” tuturnya.



Tak hanya urusan bayar listrik, transaksi setor dan tarik tunai yang dikenalkan Akhmad dan Erni juga tak serta merta direspons positif. Ada banyak kecurigaan yang datang meskipun dari orang sekitar yang sudah mengenal mereka.

“Misalnya yang punya pinjaman BRI dan mau setor, banyak yang nggak percaya, namanya orang awam takutnya uangnya nggak masuk. Kalau sudah begitu yasaya yang pasang badan. Saya bilang, kalau nggak masuk ya saya yang talangi, saya yang tanggung jawab,” kenang ibu dua anak itu.

Seiring waktu, kepercayaan pelanggan mulai datang dan informasi ihwal kemudahan bertransaksi melalui agen BRILink pun tersebar secara getok tular alias dari mulut ke mulut.

Tak hanya itu, Akhmad dan Erni mendapat kepercayaan untuk menempati lokasi di pelataran BRI unit Banjarharjo yang ada di kota kecamatan sembari mengenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang BRILink. “Kita posisinya di pojok, jaga ATM. Mau kantor BRI-nya buka ataupun libur, kita tetap jaga pojokan," kataErni.

Namun, lagi-lagiusaha itu awalnya tak semudah membalik telapak tangan. Dipandang sebelah mata, dicuekin, dicurigai dan dituding tanpa alasan yang logis, hingga nyaris dilaporkan pun pernah mereka alami.

“Banyak suka dukanya di pojokan sana karena kita sering jadi sasarannya. Ada yang bilang, 'itu uang di ATM BRI sering habis gara-gara ada agen BRILink di situ'. Lalu kita difoto-fotoin dan katanya mau dilaporkan. Sampai segitunya lah,” ungkap Erni.

Pada akhirnya, Akhmad dan Erni bersyukur lantaran semua suka duka dan kesabaran mereka berbuah manis. Kini, seperti air mengalir, pelanggan tak pernah sepi mendatangi toko yang baru disewanya beberapa bulan lalu dan lokasinya berseberangan dengan kantor BRI unit Banjarharjo. "Agen BRILink Zayyan", demikian spanduk yang terpampang di toko yang menjual beragam jilbab dan aksesoris itu.

“Alhamdulillah transaksi bisa memenuhi target dan bisa untuk menghidupi keluarga. Kami juga punya dua karyawan,” ungkap Akhmad yang enggan menyebut feeyang didapat dari menjadi agen BRILink.

Dicuekin, Dicurigai hingga Diancam Dilaporkan, Pionir Agen BRILink di Brebes Ini Pantang Menyerah Demi Meyakinkan Nasabah


Saat awal menjadi agen BRILink, sambung pria yang berprofesi sebagai guru itu, target sebanyak 200 transaksi per bulan sangat sulit dicapai. Kini, target dinaikkan menjadi minimal 850 transaksi per bulan dan Akhmad bersyukur dapat mencapainya.

"Tantangannya itu target transaksi makin naik tapi saingan juga tambah banyak," tukasnya seraya menyebutkan bahwa saat ini dalam radius kurang dari 1 km dari tempatnya, terdapat sekitar tiga agen BRILink.

"Jadi sekarang ini memang semakin menjamur. Bahkan ada juga yang pasang spanduk BRILink tapi dia pakai EDC bank lain, Harapan kami sih ini bisa ditertibkan dan diatur," ucap pria yang juga berbisnis pakan ternak.



Erni menambahkan, sebagai agen BRILink saat ini sudah banyak layanan yang disediakan bagi nasabah. Mulai dari tarik dan setor, transfer, bayar listrik, BPJS, multifinance, setoran pinjaman bank, asuransi, hingga transaksi pembayaran belanja daring (online).

Adapun yang terbanyak adalah transaksi tarik tunai. Tidak seperti penarikan di ATM yang dibatasi hingga nominal tertentu, tarik tunai di agen BRILink bisa dilakukan dalam jumlah yang lebih besar.

“Pernah ada yang tarik tunai di sini sampai Rp100 juta, waktu itu ada pencairan pinjaman. Kalau cash lagi numpuk, kita bisa langsung kasih saat itu juga. Biasanya untuk cash ini kita juga kerja sama dengan toko-toko besar,” ungkapnya.

Terkait tarif transaksi, menurut dia, besarannya bisa berbeda antara agen BRILink satu dengan lainnya. Dengan kata lain, tidak ada kesepakatan terkait nominalnya.

“Bahkan ada juga pemain baru yang ingin dapat nama, akhirnya dia pasang pengumuman ‘admin seikhlasnya’, ada tulisannya,”ungkap Akhmad.

Sementara itu,kemudahan transaksi di BRILink diakui oleh Andim, salah seorang pelanggan Akhmad dan Erni dari desa tetangga, yaitu desa Kubangpari, kecamatan Kersana.

Andim dan sang anak mengaku kerap melakukan transaksi transfer dana melalui agen BRILink. “Lebih gampang dan cepat,” ucap pria yang dijuluki sebagai ‘bos ayam’ itu.

Transaksi Meroket saat Pandemi
Pandemi Covid-19 yang menyapa di awal 2020 lalu sempat memicu kekhawatiran akan menurunnya aktivitas transaksi di agen BRILink. Namun, kenyataannya justru berbeda. Menurut Akhmad, saat pandemi transaksi justru meningkat sekitar 50-75%.

“Tadinya di awal pandemi kita mikir ‘wah gimana nasib kita’, karena orang kan banyak yang nggak kerja dan nganggur, tapi yang terjadi kebalikannya, justru malah meningkat (transaksi BRILink), rezeki tersendiri lah,” ucapnya.

Hal itu diamini sang istri. Menurut Erni, sebelum pandemi, transaksi digital di Indonesia memang sedang tren dan diminati masyarakat.

"Itu kita rasain juga, transaksi naik pesat, dan pas pandemi lebih ramai lagi. Lebih booming-nya malah saat pandemi. Makin dikenal orang,”tutur wanita berhijab itu.

Legitnya Buah Transformasi BRI
Mengutip data resmi yang dirilis BRI, transaksi keuangan melalui agen BRILink sepanjang tahun 2022 lalu nyaris menembus Rp1,3 kuadriliun atau tepatnya senilai Rp1.297 triliun.

Direktur Utama BRI, Sunarso menyebut jumlah tersebut merupakan angka yang fantastis di tengah proses akselerasi akses produk untuk masyarakat di daerah.

"Peran Agen BRILink akan terus didorong untuk memperluas customer base dari BRI dan BRI Group, utamanya terkait Holding Ultra Mikro," kata Sunarso melalui pernyataannya, Sabtu (4/2/2023).

Animo masyarakat untuk menjadi agen BRILink sangat tinggi, di mana setiap jam sekitar 10 orang di Indonesia bergabung sebagai agen BRILink.

Hingga akhir Desember 2022, tercatat BRI memiliki 627.000 agen BRILink, meningkat dari posisi akhir Desember 2021 yang sebanyak 540.000. Artinya, jika dirata rata dalam setahun, per hari terdapat 240 orang yang bergabung menjadi agen BRILink.

Terkait jangkauannya, saat ini BRILink telah hadir di 58.896 desa di seluruh Indonesia. Dengan kata lain, agen BRILink telah meng-cover setidaknya 77% dari total desa di Tanah Air.

Dari aspek transaksi, transfer dan setoran menjadi transaksi yang paling sering dilakukan oleh masyarakat melalui agen BRILink dengan proporsi masing masing 35% dan 24%. Kemudian diikuti transaksi tarik tunai, pembayaran BRI Virtual Account (BRIVA), dan pembayaran tagihan listrik.

Lebih lanjut Sunarso menyatakan, BRILink juga menghasilan sharing economy pendapatan berkisar Rp3-4 triliun kepada masyarakat. Tercatat sepanjang tahun 2022, agen BRILink menyumbangkan Fee Based Income bagi BRI sebesar Rp1,4 triliun.

Jika fee yang diterima BRI sebesar Rp1,4 triliun, ungkap Sunarso, artinya yang diterima oleh agen bisa sekitar 2-3 kali, yaitu sebesar Rp3-4 triliun.

"Ini benar-benar sharing economy. Ini adalah implementasi literasi keuangan sekaligus inklusi finansial," tutur alumnus Universitas Indonesia (UI).

Dicuekin, Dicurigai hingga Diancam Dilaporkan, Pionir Agen BRILink di Brebes Ini Pantang Menyerah Demi Meyakinkan Nasabah


Kesuksesan BRI dalam menggerakkan para mantri dan juga agen BRILink hingga ke pelosok negeri tentunya merupakan buah dari transformasi yang berkesinambungan yang terus dilakukan perseroan.

Padaberbagai kesempatan, Sunarso menyatakan bahwa transformasi tidak boleh tergantung pada orang melainkan pada sistem. Dalam tahapan atau proses transformasi tersebut juga perlu dirancang model bisnis baru agar bisa menciptakan nilai melalui cara-cara baru.

“Transformasi itu sulit dan berisiko. Meskipun sulit, transformasi selalu dibutuhkan dan harus dilakukan,” tandas bankir kelahiran 7 November 1963.



Buah transformasi BRI begitu legitnya, di mana perseroan berhasil menorehkan kinerja gemilang dengan pencapaian rekor laba Rp51,4 triliun pada akhir 2022 lalu.

Atas capaian tersebut, Sunarso menegaskan komitmen BRI untuk terus memberikan economic value dan social value terhadap negara dan masyarakat Indonesia.

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa BRI adalah banknya rakyat. BRI berbisnis dengan rakyat dan diproses dengan caranya rakyat. Melalui pajak dan dividen, keuntungan BRI akan disetorkan kepada negara dan kemudian kembali lagi menjadi berbagai program pemerintah untuk rakyat,” tegas peraih penghargaan CEO of The Year 2022 itu.

(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1116 seconds (0.1#10.140)