Orientasi Pasar Bisnis Asuransi RI Alami Perubahan

Kamis, 22 Oktober 2015 - 11:54 WIB
Orientasi Pasar Bisnis Asuransi RI Alami Perubahan
Orientasi Pasar Bisnis Asuransi RI Alami Perubahan
A A A
JAKARTA - Dewan Asuransi Indonesia (DAI) menyatakan saat ini orientasi pasar untuk bisnis asuransi di Tanah Air mengalami perubahan.

Anggota Pengawas Dewan Asuransi Indonesia Harry H. Diah menyatakan dalam beberapa tahun terakhir ini terdapat perubahan di pasar asuransi di Indonesia. Saat ini, terjadi perubahan pasar, yakni dari generasi yang dilahirkan sebelum tahun 1970-an menjadi generasi yang kini berusia 30-35 tahun, masih single atau keluarga kecil dan muda.

"Jadi prospek adalah mereka yang lebih terpelajar, memiliki cukup uang, dapat menerima dan tertarik dengan asuransi serta memiliki kepedulian dengan asuransi," kata Harry saat menghadiri peringatan Hari Asuransi Nasional (Insurance Day), Kamis (22/10/2015).

Pendiri Avrist Insurance yang memimpin perusahaan tersebut sebagai Presiden Direktur hingga akhir tahun lalu ini juga menjelaskan, mereka ini yang kebanyakan berskala dari kelompok kelas menangah dan menengah ke bawah, memiliki kecenderungan untuk membeli yang Sederhana, dengan cara yang cepat, premi yang murah.

"Mereka ini ingin tahu perhitungannya, benefit yang akan mereka dapatkan dan sedikit menekankan hubungan personal atau lebih akrab," tambahnya.

Meski demikian, dalam beberapa tahun ke depan, prospek bisnis asuransi di Indonesia, kata dia, masih sangat menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang sangat besar mencapai sekitar 250 juta jiwa. Sementara itu, angka penetrasi industri asuransi di Indonesia masih minim.

"Dari berbagai sumber yang saya dapatkan, secara umum industri asuransi di Indonesia mencatat perkembangan bisnis yang bagus di tahun 2014. Terlebih, jika memperhatikan pertumbuhan ekonomi di tahun lalu yang hanya sebesar 5,02%," tambah Harry.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pertumbuhan premi asuransi nasional juga tergolong tinggi. Bahkan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan premi di tahun sebelumnya.

"Jadi, pertumbuhan yang ada akan sangat bergantung kepada para pelaku bisnis di industri asuransi unduk dapat menggapai pasar individu untuk membeli proteksi asuransi jiwa," tandasnya.

Berdasar data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), per Desember 2014 industri asuransi jiwa membukukan pendapatan premi sebesar Rp167,76 triliun, naik 33,3% dibanding periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp125,82 triliun.

Sementara itu untuk asuransi umum, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), secara nasional industri asuransi umum meraup premi sebesar Rp55,1 triliun, tumbuh 17,98% dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp46,7 triliun.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, memang ada peningkatan penetrasi karena pada tahun 2013 penetrasi asuransi berada di angka 1,65%. OJK menargetkan penetrasi industri asuransi mampu tumbuh 20% dalam rentang 2-3 tahun ke depan.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5222 seconds (0.1#10.140)