Komitmen Swasta di Asia Tenggara Terhadap Lingkungan Perlu Ditingkatkan

Senin, 27 Maret 2023 - 22:18 WIB
loading...
Komitmen Swasta di Asia...
Asia Tenggara menunjukkan peningkatan pelaporan dan aksi lingkungan oleh perusahaan swasta. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Organisasi nirlaba global CDP melaporkan kawasan Asia Tenggara menunjukkan peningkatan pelaporan dan aksi lingkungan oleh perusahaan swasta sebesar 47% tahun lalu dengan total perusahaan mencapai 493 perusahaan. Meskipun mengalami peningkatan perlu terus dioptimalkan.

"Meskipun kami merasa sangat optimis melihat pertumbuhan pelaporan dan keterbukaan terkait dampak lingkungan di kawasan Asia Tenggara, kami mendorong semua pemangku kepentingan untuk berkomitmen dan bertindak lebih ambisius dan menunjukkan kepemimpinan yang lebih baik, untuk kawasan Asia Tenggara dan untuk dunia," ujar Director Southeast Asia & Oceania CDP
John Leung dalam acara Penghargaan dan Peluncuran Kantor Baru CDP, di Jakarta, baru-baru ini.



Berdasarkan laporan CDP dari total pelaporan sebanyak 482 perusahaan melaporkan emisi, target, dan aksi iklim mereka melalui kuesioner perubahan iklim CDP. Namun demikian, pelaporan terhadap tata kelola hutan dan ketahanan air masih tertinggal hanya 35 perusahaan. Sementara, 123 perusahaan lainnya melaporkan pada kuesioner tentang ketahanan air dan 20 perusahaan atau setara 4% yang melaporkan di ketiga tema tersebut.

Sebab itu, lomitmen lingkungan dari perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara perlu lebih ditingkatkan. Laporan ini menunjukkan hanya 4% perusahaan memiliki target iklim berbasis sains dan sekitar 5% perusahaan memiliki target pengurangan pencemaran air.

Dari catatan tersebut, hanya 5 perusahaan di Asia Tenggara yang berhasil masuk ke dalam daftar A (A-List) CDP pada tahun 2022, yaitu perusahaan yang menunjukan performa terbaiknya dalam aksi lingkungan dibandingkan dengan 330+ perusahaan secara global. Empat dari lima perusahaan tersebut berkantor pusat di Thailand dan Singapura.



CDP melaporkan perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara memahami urgensi dari situasi yang ada dan dapat memperkirakan bahwa dampak finansial dari risiko dari perubahan iklim, hutan, dan ketahanan air akan jauh melebihi biaya untuk mengendalikan risiko tersebut.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1637 seconds (0.1#10.140)