Dari Keluarga Kurang Mampu, Kini Miliki Aset Saham Triliunan

Rabu, 04 November 2015 - 11:49 WIB
Dari Keluarga Kurang Mampu, Kini Miliki Aset Saham Triliunan
Dari Keluarga Kurang Mampu, Kini Miliki Aset Saham Triliunan
A A A
SALAH satu investor sukses pasar modal Indonesia Lo Kheng Hong menceritakan kisah suksesnya memiliki aset saham mencapai Rp2,5 triliun dimulai sejak 26 tahun silam.

Lahir dari keluarga kurang mampu tidak membuat asa Lo pupus demi bisa menjadi seorang investor handal. Uang hasil bekerja di bank selama 17 tahun dikumpulkannya untuk berinvestasi di pasar saham Tanah Air.

"Awal karier, saya pernah bekerja di bank selama 17 tahun dan selama saya kerja di bank, saya taruh uang di tabungan dan deposito," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (4/11/2015).

Selanjutnya dia melirik pasar modal untuk berinvestasi. Namun sebagai investor pemula, Lo menempatkan uangnya tidak dalam jumlah besar. Dan yang diinvestasikan tersebut diperoleh dari hasil bekerja sebagai karyawan bank di bagian tata usaha, yang terbilang tidak besar.

"Dana awal, saya tidak siapkan dana apa-apa. Saya lahir dari keluarga tidak mampu, jangankan investasi di BEI, untuk melanjutkan kuliah saja tak punya uang," cerita Lo.

Dengan dana yang pas-pasan itu, dia mulai bertransformasi sebagai seorang investor pada 1989. Menurut pria kelahiran Jakarta, 20 Februari 1959, kondisi pasar modal di Indonesia saat itu sangat menarik.

Investor yang belajar saham secara otodidak ini memandang, menariknya berinvestasi di BEI karena ada keuntungan investasi (capital gain) yang tinggi. Selain itu, jumlah kapitalisasi pasar juga terbilang sangat besar.

Hal itu berlanjut hingga kini, Lo menjelaskan, dana masyarakat yang berada di perbankan masih berada dikisaran Rp4.000 triliun, sedangkan di pasar modal sudah mencapai Rp5.000 triliun.

Pria yang dijuluki investor terkemuka asal Negeri Paman Sam, Warren Buffet tersebut menyampaikan, banyaknya dana yang bergulir di pasar modal daripada perbankan bisa menjadi tempat yang cocok untuk investasi.

Lo membandingkan, di luar negeri sendiri terdapat banyak perusahaan terbuka yang memiliki kapitalisasi mencengangkan, mulai dari bidang teknologi seperti Apple hingga minuman, yaitu Coca Cola.

"Kalau di luar negeri ada saham Apple yang harganya USD100/saham, dengan lebih dari 5,8 miliar saham. Valuasinya bisa USD600 miliar, kalau dikali Rp13.600 berapa? Hampir Rp8.000 triliun, ini baru satu perusahaan," katanya.

Di sisi lain, Lo memang sering mendapatkan inspirasi dari investor di luar negeri, terutama Warren Buffet. Dia memiliki dan membaca koleksi buku salah satu orang paling tajir di dunia itu.

"Saya pikir mau belajar dari siapa? Dari orang terbaik di dunia, saya belajar secara tidak langsung, beli buku Warren Buffet, ada 40 judul. Ada yang sampai empat kali saya baca secara berulang," tandasnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6057 seconds (0.1#10.140)