Sejarah April Mop Bertepatan dengan Pembantaian Umat Islam Spanyol?

Sabtu, 01 April 2023 - 14:05 WIB
loading...
Sejarah April Mop Bertepatan dengan Pembantaian Umat Islam Spanyol?
Ada teori yang menyebut sejarah munculnya April Mop bertepatan dengan pembantaian umat Islam Spanyol. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Sejarah munculnya April Mop (April Fools' Day), yang diperingati setiap 1 April, diklaim bertepatan dengan pembantaian berdarah yang dialami umat Islam di Spanyol.

April Mop atau hari lelucon ini sudah sering dikaitkan dengan berbagai macam kejadian. Seperti pernah dikaitkan dengan festival Hilaria di zaman Romawi kuno, dan disangkut-pautkan dengan "Mother Nature" sesuai kepercayaan orang-orang Eropa Utara.

Namun sejarah yang paling populer terkait perayaan April Mop bersumber dari Prancis. Bermula ketika negara tersebut beralih dari kalender Julian ke kalender Gregorian.

Karena dalam kalender Julian yang hanya ada 10 bulan, perayaan tahun baru diselenggarakan pada 1 April. Orang-orang yang gagal menyadari bahwa awal tahun baru telah pindah ke 1 Januari dan terus merayakannya selama minggu terakhir bulan Maret hingga 1 April menjadi sasaran lelucon dan tipuan dan disebut “April Fools”.

April Mop Diklaim Bertepatan dengan Pembantaian Umat Islam Spanyol


Terlepas dari sejarah yang berkaitan dengan kebahagiaan dan kegembiraan atas lelucon, terdapat satu rangkaian insiden di tanggal yang diklaim bertepatan dengan April Mop.

Dilansir dari The Business Standard, banyak yang percaya bahwa tradisi Eropa "April Fools Day" adalah untuk merayakan jatuhnya kerajaan Islam terakhir di Granada, Spanyol.

Menurut laporan tersebut, pada tahun 1492, Spanyol mengirim mata-mata untuk mempelajari kebiasaan gaya hidup umat muslim Andalusia. Mereka menyusup dan membuat para kaum muslim tersebut kecanduan alkohol dan rokok.

Beberapa sumber mengungkapkan bahwa tentara Kristen Spanyol ingin menyingkirkan kaum muslim di Granada. Jadi, mereka menyusun rencana licik untuk melakukan pembantaian.

Kala itu, umat muslim di Spanyol jumlahnya mulai menipis. Itu karena mayoritas muslim telah pindah ke wilayah Afrika Utara.

Kondisi tersebut, lanjut laporan The Business Standard, dimanfaatkan tentara Kristen yang mengabarkan bahwa kaum muslim dapat pergi dari Spanyol yang mulai dikuasai umat Kristiani ke wilayah mayoritas muslim dengan aman dan bahkan telah disediakan perahu untuk berlayar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0788 seconds (0.1#10.140)