IPO Bisa Datangkan Sejumlah Manfaat kepada Calon Emiten
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rencana penawaran perdana saham (initial public offering/ IPO ) PT Pertamina Hulu Energi ( PHE ) mendapat respons positif dari pengamat BUMN Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto. Menurut Toto, banyak keuntungan diperoleh dari IPO, termasuk memperoleh dana segar.
“Keuntungannya antara lain, pendanaan lewat IPO bersifat equity. Artinya tidak akan berdampak pada penambahan beban untuk bayar bunga dan pokok utang dibandingkan jika misal pendanaan dilakukan dari utang. IPO yang sukses akan memberikan dampak pada image PHE ke publik, bahwa emiten cukup diminati investor karena dianggap punya prospek yang bagus,” papar Toto dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (15/4/2023).
Fundraising, tersebut, lanjut Toto, memang sangat diperlukan PHE sebab PHE merupakan motor atau engine utama Pertamina dalam eksplorasi dan eksploitasi migas. Tanpa eksplorasi baru, tentu sulit meningkatkan total lifting Indonesia sampai dengan satu juta barel per hari. Dan untuk itu dibutuhkan investasi besar karena dana yang diperoleh bukan dari sisi internal perusahaan.
Besarnya biaya investasi itulah, Toto juga mafhum, ketika PHE lebih memilih IPO dibandingkan menggunakan keuntungan perusahaan. “Jadi perlu sumber pendanaan baru, makanya PHE memilih untuk IPO,” imbuh Toto.
Sementara terkait keberadaan investor yang akan membeli saham perusahaan, Toto juga menilai positif. Pasalnya, keberadaan investor justru memicu manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
“Kepentingan investor adalah mendapatkan return yang cukup dari investasinya, baik berupa dividen maupun capital gain. Investor akan tetap pegang saham PHE kalo kinerja perusahaan saat ini dan ke depan dianggap tetap prospectfull. Makanya, tugas manajemen adalah mengelola korporasi sebaik-baiknya agar tetap diminati investor,” lanjutnya.
Peningkatan kinerja tersebut banyak diperlihatkan berbagai perusahaan, BUMN dan anak BUMN yang masuk bursa saham. Bahkan, riset global menyatakan, kinerja banyak perusahaan di berbagai negara juga meningkat dibandingkan sebelum menjadi perusahaan terbuka.
Peningkatan kinerja terjadi, karena perusahaan yang go public tidak hanya mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk investasi, namun sekaligus wajib menerapkan prinsip transparansi, sehingga bisa meningkatkan aspek governance.
“Banyak perusahaan termasuk BUMN lebih baik setelah berubah menjadi perusahaan terbuka. Mengapa? Pertama, mendapat dana murah dari publik. Kedua, pengawasan publik terhadap kinerja perusahaan juga meningkat, sehingga meningkatkan pula tata kelola perusahaan. Jadi, itu alasan untuk mendorong PHE agar menjadi listed company,” pungkas Toto.
Baca Juga
“Keuntungannya antara lain, pendanaan lewat IPO bersifat equity. Artinya tidak akan berdampak pada penambahan beban untuk bayar bunga dan pokok utang dibandingkan jika misal pendanaan dilakukan dari utang. IPO yang sukses akan memberikan dampak pada image PHE ke publik, bahwa emiten cukup diminati investor karena dianggap punya prospek yang bagus,” papar Toto dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (15/4/2023).
Fundraising, tersebut, lanjut Toto, memang sangat diperlukan PHE sebab PHE merupakan motor atau engine utama Pertamina dalam eksplorasi dan eksploitasi migas. Tanpa eksplorasi baru, tentu sulit meningkatkan total lifting Indonesia sampai dengan satu juta barel per hari. Dan untuk itu dibutuhkan investasi besar karena dana yang diperoleh bukan dari sisi internal perusahaan.
Besarnya biaya investasi itulah, Toto juga mafhum, ketika PHE lebih memilih IPO dibandingkan menggunakan keuntungan perusahaan. “Jadi perlu sumber pendanaan baru, makanya PHE memilih untuk IPO,” imbuh Toto.
Sementara terkait keberadaan investor yang akan membeli saham perusahaan, Toto juga menilai positif. Pasalnya, keberadaan investor justru memicu manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
“Kepentingan investor adalah mendapatkan return yang cukup dari investasinya, baik berupa dividen maupun capital gain. Investor akan tetap pegang saham PHE kalo kinerja perusahaan saat ini dan ke depan dianggap tetap prospectfull. Makanya, tugas manajemen adalah mengelola korporasi sebaik-baiknya agar tetap diminati investor,” lanjutnya.
Peningkatan kinerja tersebut banyak diperlihatkan berbagai perusahaan, BUMN dan anak BUMN yang masuk bursa saham. Bahkan, riset global menyatakan, kinerja banyak perusahaan di berbagai negara juga meningkat dibandingkan sebelum menjadi perusahaan terbuka.
Peningkatan kinerja terjadi, karena perusahaan yang go public tidak hanya mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk investasi, namun sekaligus wajib menerapkan prinsip transparansi, sehingga bisa meningkatkan aspek governance.
“Banyak perusahaan termasuk BUMN lebih baik setelah berubah menjadi perusahaan terbuka. Mengapa? Pertama, mendapat dana murah dari publik. Kedua, pengawasan publik terhadap kinerja perusahaan juga meningkat, sehingga meningkatkan pula tata kelola perusahaan. Jadi, itu alasan untuk mendorong PHE agar menjadi listed company,” pungkas Toto.
(uka)