Total dan Shell Turun, Pertamina Ogah Pangkas Harga Pertamax

Rabu, 17 Februari 2016 - 22:01 WIB
Total dan Shell Turun, Pertamina Ogah Pangkas Harga Pertamax
Total dan Shell Turun, Pertamina Ogah Pangkas Harga Pertamax
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) masih enggan menurunkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) ‎jenis pertamax, pertamax plus, dan pertamax dex. Padahal, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) asing yang menjadi pesaingnya, yaitu Total dan Shell sudah lebih dulu menurunkan harga BBM.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, pihaknya melakukan evaluasi terhadap harga BBM yang dijualnya setiap dua pekan sekali. Namun, untuk saat ini perseroan masih belum akan menurunkan harga BBM.

Baca: Ini Modus Pencurian BBM di SPBU dan Tangki Minyak

"‎Kalau yang PSO itu wewenang Pertamina, tiap dua minggu sekali kita evaluasi. Saat ini terus turun kan, baru kemarin ini Shell turun kan (harga BBM). Kita belum. Kan masih, sama tidak apa-apa," ujarnya di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Rabu (17/2/2016).

Kendati dua pesaingnya telah lebih dahulu men‎urunkan harga BBM, namun pria yang akrab disapa Abe ini menyatakan bersaing tidak harus dari harga jual. Namun, pelayanan juga menjadi hal yang tidak kalah penting untuk ditonjolkan.

Baca: Takaran BBM SPBU Asing Lebih Akurat Dibanding Lokal

"‎Kita bersaing belum tentu harga, kalau pelayanan kita sudah sama. Lihat ujinya, apakah pertamax kalah dengan supernya Shell? Sebetulnya hasil uji pertamax lebih baik," imbuhnya.

Menurut Bambang, Pertamina tidak harus ikut-ikutan menurunkan harga BBM saat pesaingnya menurunkan harga jual, meskipun dua SPBU tersebut bukan milik Indonesia.

"‎Apa konotasinya kalau dalam negeri harus lebih rendah terus? Entar dulu lah, sekali-sekali sama enggak apa-apa. Tahun lalu, harga Rp8.800 itu dapat premium satu liter, sekarang dapat pertamax kembali lagi‎," pungkasnya.

Baca juga:

Dituding Curangi BBM Lewat Tangki Mobil, Ini Jawaban Pertamina

Pertamina Bocorkan Ciri-ciri SPBU dengan Takaran Bensin Pas

PHK Ancam Puluhan Juta Pekerja UKM di Indonesia
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5297 seconds (0.1#10.140)