Berkah Idulfitri, Ekonomi Indonesia Diramal Tembus 4,92% di Kuartal I-2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Didorong oleh aktivitas domestik yang kuat, terutama sepanjang Ramadan hingga Idulfitri 1444H atau 2023 diprediksi berdampak positif terhadap perekonomian nasional. Diproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,92% secara year-on-year (yoy) di kuartal I-2023.
"Kami memperkirakan ekonomi akan tumbuh positif 4,92% di kuartal I-2023 dan 4,9-5,0% untuk keseluruhan 2023," ungkap Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Dia mengatakan, kontributor terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran, yakni konsumsi rumah tangga , tumbuh tinggi sebesar 4,48% pada kuartal IV-2022 dengan pertumbuhan yang persisten di semua kelompok pengeluaran.
"Ini sebagai hasil dari kepercayaan konsumen yang lebih tinggi setelah pembatasan sosial yang dilonggarkan dan pandemi Covid-19 yang terkendali," ucap Riefky.
Tak hanya itu, pertumbuhan kredit terus melaju hingga 11,52% (yoy) di kuartal IV-2022, ditandai sebagai level tertinggi sejak era pra-pandemi. Inflasi tahunan pun tercatat menurun menjadi 4,33% (yoy) pada bulan April 2023 dengan kenaikan harga hanya tercatat pada kelompok pakaian dan alas kaki mengikuti penyambutan Idul Fitri.
"Kepercayaan investor terhadap perekonomian domestik membaik tercermin dari berlanjutnya realisasi FDI yang lebih tinggi di kuartal I-2023," tambah Riefky.
Namun, dia menyoroti harga komoditas yang lebih rendah menurunkan surplus perdagangan di kuartal I-2023 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Tren ini, sebut Riefky, akan berlangsung sepanjang tahun 2023 karena bahan mentah dan komoditas masih menjadi mayoritas ekspor Indonesia.
"Sebagai akibat dari penurunan surplus barang, neraca transaksi berjalan dapat terkoreksi pada tahun 2023. Estimasi penurunan surplus perdagangan sebagian telah tercermin dalam surplus perdagangan yang lebih rendah pada kuartal-I 2023 dibandingkan dengan surplus di kuartal-IV 2022 karena turunnya baik ekspor maupun impor," pungkas Riefky.
"Kami memperkirakan ekonomi akan tumbuh positif 4,92% di kuartal I-2023 dan 4,9-5,0% untuk keseluruhan 2023," ungkap Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Dia mengatakan, kontributor terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran, yakni konsumsi rumah tangga , tumbuh tinggi sebesar 4,48% pada kuartal IV-2022 dengan pertumbuhan yang persisten di semua kelompok pengeluaran.
"Ini sebagai hasil dari kepercayaan konsumen yang lebih tinggi setelah pembatasan sosial yang dilonggarkan dan pandemi Covid-19 yang terkendali," ucap Riefky.
Tak hanya itu, pertumbuhan kredit terus melaju hingga 11,52% (yoy) di kuartal IV-2022, ditandai sebagai level tertinggi sejak era pra-pandemi. Inflasi tahunan pun tercatat menurun menjadi 4,33% (yoy) pada bulan April 2023 dengan kenaikan harga hanya tercatat pada kelompok pakaian dan alas kaki mengikuti penyambutan Idul Fitri.
"Kepercayaan investor terhadap perekonomian domestik membaik tercermin dari berlanjutnya realisasi FDI yang lebih tinggi di kuartal I-2023," tambah Riefky.
Namun, dia menyoroti harga komoditas yang lebih rendah menurunkan surplus perdagangan di kuartal I-2023 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Tren ini, sebut Riefky, akan berlangsung sepanjang tahun 2023 karena bahan mentah dan komoditas masih menjadi mayoritas ekspor Indonesia.
"Sebagai akibat dari penurunan surplus barang, neraca transaksi berjalan dapat terkoreksi pada tahun 2023. Estimasi penurunan surplus perdagangan sebagian telah tercermin dalam surplus perdagangan yang lebih rendah pada kuartal-I 2023 dibandingkan dengan surplus di kuartal-IV 2022 karena turunnya baik ekspor maupun impor," pungkas Riefky.
(akr)