Sukses Bangun Karier ala Hary Tanoesoedibjo

Minggu, 28 Februari 2016 - 11:11 WIB
Sukses Bangun Karier ala Hary Tanoesoedibjo
Sukses Bangun Karier ala Hary Tanoesoedibjo
A A A
SIAPA yang tidak kenal Hary Tanoesoedibjo atau yang biasa dikenal dengan panggilan HT? Pria kelahiran Surabaya, 26 September 1965 ini, sukses meniti karier dari nol hingga menjadi pengusaha sukses yang merajai bisnis media di Tanah Air.

Chief Executive Officer (CEO) MNC Group ini tidak hanya mengembangkan usaha di bidang media, namun merambah ke berbagai lini bisnis mulai dari jasa keuangan, asuransi, perbankan, TV berbayar, sampai pertambangan. Namanya semakin harum setelah dinobatkan sebagai Businessman of The Year oleh Majalah Forbes, belum lama ini.

Lantas apa rahasia Taipan Asia ini sukses membangun karier?

Saat mengisi kuliah umum dalam acara Wisuda Program Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, HT membagi tips sukses membangun kerajaan bisnisnya tersebut berdasarkan tiga landasan utama, yaitu visi, kualitas, dan kecepatan.

Menurutnya, untuk meniti karier pastikan Anda memiliki tujuan dan visi yang jelas, serta jangan kerap bergonta-ganti pr‎ofesi. Sebab, dengan kerap berganti profesi maka waktu akan terbuang dan tidak terasa semakin menua.

"‎Apa yang terjadi? dua tiga tahun bangun karier enggak cocok. Akhirnya tidak terasa umur sudah 60 tahun. Kalau ada lamaran pekerjaan ke tempat saya, yang sering pindah-pindah biasanya langsung saya tolak. Jadi harus punya visi yang jelas," ‎tuturnya di Hotel Pullman, Jakarta, Sabtu (27/2/2016).

Selain itu, membangun karier juga membutuhkan kerja keras. Bahkan, sejak awal meniti karier, HT selalu bekerja sejak pukul 08.00 WIB hingga 01.00 WIB dini hari. "Saya kerja keras dari dulu sampai sekarang. Jadi kalau mau tumbuh baik syaratnya harus kerja keras," imbuh dia.

Namun, kerja keras saja tidak cukup untuk menjamin karier Anda akan berhasil. Sebab, banyak orang yang bekerja keras namun hingga pensiun kariernya tetap stagnan dan tidak ada perkembangan apapun. Karena, kerja keras juga harus diimbangi dengan kualitas dan tepat sasaran.

"‎Saya pernah didatangi karyawan saya. Dia tanya, kenapa sudah 15 tahun bekerja masih jadi manager saja. Mungkin dia kerja keras tapi tidak berkualitas. Karier tidak tergantung dari usia, berapa lama kita bangun. Ada yang membangun cepat, ada yang sampai pensiun karirnya enggak berkembang," kisah HT.

Pria yang memperistri Liliana Tanoesoedibjo ini mencontohkan, Steve Jobs di awal mendirikan perusahaan Apple bersama rekannya selalu bekerja secara keras dan militan. Kala itu, ‎industri komputer belum banyak berkembang sehingga Apple berkembang luar biasa.

Namun setelah itu, industri komputer mulai berkembang sangat pesat sehingga banyak pesaing baru yang mulai menyalip perusahaan Steve Jobs tersebut. Lantas apa akibatnya? Apple pun kedodoran dan Steve Jobs selaku pendiri pun dipecat.

Setelah berganti tampuk kepemimpinan, bisnis Apple masih saja belum berkembang dan bahkan hampir di ambang batas kebangkrutan. Steve Jobs pun pada akhirnya kembali lagi ke perusahaan yang didirikannya tersebut, dan mulai menyadari bahwa kerja keras saja tidak cukup untuk mempertahankan bisnis yang dibangunnya.

"‎Dia harus berkualitas, dia mencoba berinovasi, berkreasi, keluar dari red ocean. Dia ke blue ocean. Sehingga sekarang dia ciptakan iPad, iPhone, iWatch. Dalam waktu sekejap, Apple yang mau bankcrupt terbang tegak lurus ke atas dan hari ini perusahaan terbesar dunia adalah apple. Nilai perusahaannya Rp6.800 triliun atau tiga kali lipat dari APBN kita," ungkapnya.

Menurut HT, kisah Steve Jobs dan Apple tersebut menjadi inspirasi bahwa untuk membangun karier tidak cukup dengan kerja keras, namun juga harus kerja cerdas dan berkualitas. "‎Karier yang mapan kalau tidak dibina dan dibangun terus bisa hilang juga Banyak contoh orang mapan kemudian kariernya harus disalip dan redup," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8265 seconds (0.1#10.140)