Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi Rp3.953 Triliun

Senin, 18 April 2016 - 19:23 WIB
Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi Rp3.953 Triliun
Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi Rp3.953 Triliun
A A A
JAKARTA - Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia naik 3,7% (yoy) menjadi USD311,5 miliar atau sekitar Rp3.953 triliun (Rp13.155/USD) pada Februari 2016. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) akan terus memantau perkembangan ULN di berbagai sektor.

"Berdasarkan kelompok peminjam, kenaikan dipengaruhi ULN sektor publik yang meningkat, sementara ULN sektor swasta menurun," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Senin (18/4/2016).

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi utang luar negeri Indonesia didominasi ULN berjangka panjang (87,7% dari total ULN). ULN berjangka panjang pada akhir Februari 2016 mencapai USD273,2 miliar atau tumbuh 5,8% (yoy), sementara ULN berjangka pendek turun 9,5% (yoy) menjadi USD38,3 miliar.

Posisi ULN swasta turun 0,7% (yoy) menjadi USD164,6 miliar (52,8% dari total ULN) pada akhir Februari 2016. Sementara, ULN sektor publik meningkat 9,0% (yoy) sehingga posisinya pada akhir Februari 2016 menjadi sebesar USD146,9 miliar (47,2% dari total ULN).

Khusus sektor swasta, posisi ULN terkonsentrasi pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.

"Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,1%. Bila dibandingkan dengan Januari 2016, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas dan air bersih meningkat. Sementara sektor keuangan melambat," paparnya.

Adapun pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan masih mengalami penurunan.

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Februari 2016 masih cukup sehat, namun tetap mewaspadai risikonya terhadap perekonomian. BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.

"Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," tandas Tirta.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6979 seconds (0.1#10.140)