Harga Jet Tempur F-35 Turun 57%

Senin, 11 Juli 2016 - 22:05 WIB
Harga Jet Tempur F-35 Turun 57%
Harga Jet Tempur F-35 Turun 57%
A A A
HAMPSHIRE - Selama 15 tahun, pesawat tempur ini hanya menjadi bahan perbincangan di kalangan militer dan media massa. Pada pameran Farnborough Air Show 2016 di Hampshire, Inggris, untuk pertama kalinya F-35 Lightning Strike memamerkan wujudnya.

Sebanyak enam unit F-35 mengangkasa di langit Inggris menuai sorak-sorai kerumunan pengunjung pesta dirgantara terbesar di dunia. Heboh? Pasti. Dan jangan lupa, F-35 menyandang predikat proyek pesawat perang termahal di dunia, dengan nilai proyek USD379 miliar pada 2001 silam.

Namun yang mahal dan prestisius tidak selamanya laku di pasaran. F-35 besutan Lockheed Martin gagal laris seperti abangnya, F-16. Pada Farnborough Air Show 2016, Senin ini, CEO Lockheed Martin, Marillyn Hewson menurunkan harga jual jet tempur F-35 Lightning Strike.

Penurunan ini karena banyaknya negara yang lebih memesan pesawat komersial ketimbang F-35. “Sekarang dengan banyak pesawat, kami turun 57 persen dari harga sebelumnya menjadi USD85 juta, yang sebanding dengan pesawat generasi keempat,” ujar Hewson kepada CNBC, Senin (11/7/2016).

Dengan estimasi kurs Rp13.109/USD, artinya satu unit F-35 seharga USD85 juta ekuivalen Rp1,11 triliun.

Sejak diluncurkan 15 tahun lalu, proyek F-35 kerap diganggu oleh membengkaknya biaya dan tantangan teknis, sehingga memukul langkah proyek itu untuk berkembang pesat.

Lockheed sendiri membangun tiga versi dari pesawat militer ini untuk Amerika Serikat, Inggris, Israel, Jepang, Korea Selatan, Australia, Turki, Italia, Denmark, Norwegia, dan Belanda. Dan mereka berharap dapat menjual 3.000 jet dalam satu dekade mendatang, dengan produksi mencapai 170-180 unit per tahun hingga tahun 2023.

Hewson pun menyambut gembira keputusan Denmark yang baru-baru ini membeli 27 unit F-35. Perempuan kelahiran Junction City, Kansas, AS ini mengatakan pembelian pesawat ini merupakan langkah tepat di mana negara-negara seluruh dunia tidak melihat berkurangnya tantangan keamanan global.

“Mereka terus fokus pada pertahanan. Dan Anda akan melihat banyak negara-negara yang benar-benar meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka karena mereka perlu mengatasi ancaman di luar sana,” ujarnya seperti dilansir CNBC.

Selain dengan Denmark, penurunan harga ini membuat Lockheed mendapat penawaran dari dalam negerinya. Merujuk Reuters, Sabtu (9/7/2016), Lockheed Martin dan Pentagon (Departemen Pertahanan AS) berada dalam tahap akhir negosiasi dua kontrak untuk 160 F-35 senilai USD14 miliar.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7010 seconds (0.1#10.140)