Curhat para Pedagang Hewan Kurban soal Penjualan di Iduladha Tahun Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah pedagang hewan kurban mengaku pada Iduladha kali ini mengalami penurunan penjualan jika dibandingkan dengan periode kurban tahun sebelumnya. Salah seorang pedagang hewan kurban di wilayah Ciracas, Jakarta Timur, bernama Abi menyebut lapaknya mengalami penurunan penjulan hingga 15% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Penjualan tahun ini lebih merosot dibandingkan tahun kemarin. Kalau penurunan itu kurang lebih kalau dari kandang kita itu sekitar 15%," ungkapnya kepada MPI, Rabu (28/6/2023).
Dia menjelaskan, salah satu alasan merosotnya tingkat penjualan karena terlalu banyak lapak yang menjual hewan kurban. Beda dengan tahun kemarin saat ada isu virus penyakit mulut dan kuku (PMK), yang berakibat pada pelarangan hewan kurban dari luar daerah masuk ke Jakarta, sehingga tidak banyak lapak penjual.
"Kalau penjualan kemarin alhamdulillah bagus jadi dari 90 sapi kita masih bisa ambil dari kandang-kandang lain lagi," ujarnya.
Senada, pedagang lain bernama Danu Kurnia menyampaikan pedagang hewan kurban saat ini sangat menjamur, bahkan merambah hingga ke jalan-jalan kecil. "Peminatnya (menurun) karena mungkin sekarang banyak yang jualan, untuk kambing aja, saya rasa sampai jalan yang nggak ada jadi ada gitu, kan luar biasa," ujarnya.
Abi juga membenarkan jika penjualan hewan kurban tahun ini secara keseluruhan mengalami penurunan. Menurutnya informasi tersebut didapatkan dari pembicaraan sesama pedagang.
"Secara global iya (menurun), tapi kalau terkait saya di sini alhamdulillah di atas yang kemarin. Tapi kalau saya dapat informasi dari teman-teman memang jauh merosot," tuturnya.
Namun berbeda dengan yang lain, lapak Danu justru ketiban berkah, penjualannya diakui meningkat hingga 50%. "Kenaikannya sekitar 50%, mungkin terkait cocok di harga atau mungkin di barang salah satunya," bebernya.
"Penjualan tahun ini lebih merosot dibandingkan tahun kemarin. Kalau penurunan itu kurang lebih kalau dari kandang kita itu sekitar 15%," ungkapnya kepada MPI, Rabu (28/6/2023).
Dia menjelaskan, salah satu alasan merosotnya tingkat penjualan karena terlalu banyak lapak yang menjual hewan kurban. Beda dengan tahun kemarin saat ada isu virus penyakit mulut dan kuku (PMK), yang berakibat pada pelarangan hewan kurban dari luar daerah masuk ke Jakarta, sehingga tidak banyak lapak penjual.
"Kalau penjualan kemarin alhamdulillah bagus jadi dari 90 sapi kita masih bisa ambil dari kandang-kandang lain lagi," ujarnya.
Senada, pedagang lain bernama Danu Kurnia menyampaikan pedagang hewan kurban saat ini sangat menjamur, bahkan merambah hingga ke jalan-jalan kecil. "Peminatnya (menurun) karena mungkin sekarang banyak yang jualan, untuk kambing aja, saya rasa sampai jalan yang nggak ada jadi ada gitu, kan luar biasa," ujarnya.
Abi juga membenarkan jika penjualan hewan kurban tahun ini secara keseluruhan mengalami penurunan. Menurutnya informasi tersebut didapatkan dari pembicaraan sesama pedagang.
"Secara global iya (menurun), tapi kalau terkait saya di sini alhamdulillah di atas yang kemarin. Tapi kalau saya dapat informasi dari teman-teman memang jauh merosot," tuturnya.
Namun berbeda dengan yang lain, lapak Danu justru ketiban berkah, penjualannya diakui meningkat hingga 50%. "Kenaikannya sekitar 50%, mungkin terkait cocok di harga atau mungkin di barang salah satunya," bebernya.
(uka)