UPS Pesan Pesawat Boeing 747 Senilai USD5,3 Miliar

Jum'at, 28 Oktober 2016 - 15:22 WIB
UPS Pesan Pesawat Boeing 747 Senilai USD5,3 Miliar
UPS Pesan Pesawat Boeing 747 Senilai USD5,3 Miliar
A A A
GEORGIA - Perusahaan internasional dalam bidang transportasi yang bermarkas di Sandy Springs, Georgia, Amerika Serikat yakni United Parcel Service Inc (UPS) telah memesan 14 buah pesawat Boeing 747 dengan kesepakatan senilai USD5,3 miliar. Pemesanan ini menjadi angin segar buat produsen pesawat terkemuka dunia tersebut, lantaran sebelumnya sempat kesulitan menjual pesawat legendaris seri jumbo jet 747.

Meski begitu seperti dilansir BBC, Jumat (28/10/2016) Boeing belum bisa memastikan dan mengatakan ada kemungkinan pemesanan bisa saja gagal. Perusahaan masih dibayangi minimnya pesanan dan tekanan harga pesawat ikonik 'Jumbo Jet' pada Juni lalu. Bahkan kondisi tersebut sempat membuka kemungkinan Boeing untuk menghentikan produksi pesawat apabila pesanan tetap rendah.

Pembelian UPS membarikan dorongan kepada Boeing di tengah minimnya peminat, apalagi saingan mereka yakni Airbus juga merasakan kondisi yang sama ketika masih berjuang untuk menjual pesawat berbadan lebar. Kepala Eksekutif UPS David Abney mengatakan, pemesanan yang meliputi 14 pesawat Boeing 747 adalah untuk memperkuat angkutan udara di tengah tingginya permintaan.

"Kami memiliki permintaan dan pesawat tersebut memungkinkan kami untuk menangani permintaan dasar itu," terang David Abney seperti dikutip dari BBC News.

Lambannya penjualan 747-8, versi terbaru dari pesawat empat mesin yang pertama terbang pada tahun 1969, memaksa Boeing memotong produksi untuk enam tahun. Kemungkinan besar pada Juli, produksi tersebut mungkin akan berhenti. Pesawat dua mesin berukuran serupa yang lebih hemat bahan bakar telah menyusul 747 sebagai pesawat penumpang.

Pelemahan penjualan juga terjadi pada pesawat jenis Airbus empat mesin jet penumpang A380. Tapi pesawat 747-8 memberikan kemampuan untuk membawa kargo besar. UPS berencana menggunakan 747-8 untuk menghubungkan rute Eropa ke Asia, dan Asia ke Amerika Serikat.

Diterangkan pesawat tersebut memang lebih tua, tapi akan menggantikan pesawat yang lebih kecil sehingga mampu menambah kapasitas. "Kami mungkin hanya menambahkan 14 saat ini, tapi bisa jadi akan bertambah berkali lipat dengan kapasitas dan lokasi yang lebih besar," papar Abney.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4998 seconds (0.1#10.140)