IHSG Berpotensi Menguat ke 6.843, Ini Menu Saham Akhir Pekan

Jum'at, 14 Juli 2023 - 08:33 WIB
loading...
IHSG Berpotensi Menguat ke 6.843, Ini Menu Saham Akhir Pekan
IHSG hari ini berpotensi menguat ke 6.843. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan atau IHSG hari ini berpotensi bergerak mixed cenderung menguat pada sepanjang perdagangan. Pergerakan indeks saham akan berada di kisaran 6.754-6.843.



Pengamat pasar modal sekaligus founder WH Project, William Hartanto, mengatakan, dari perdagangan sebelumnya, IHSG melanjutkan fase pengujian level 6.800, dan pada perdagangan kemarin berhasil.

"Kami menemukan hal unik karena pergerakan IHSG berpotensi berlanjut setelah akumulasi pada saham-saham big caps selesai," tulis William dalam analisisnya, Jumat (14/7/2023).

Menurut William, beberapa contohnya adalah BBCA dan BMRI. Jika saham big caps mengalami akumulasi, maka setelah akumulasi berakhir akan terjadi penguatan yang juga ikut mengerek IHSG.

"Jika Anda memeriksa saham-saham big caps ini, Anda mungkin akan menemukan pergerakan mendatar yang terjadi pada saham-saham tersebut disertai dengan akumulasi," kata dia.

Sehingga pada masa pengujian resistance ini, akan terlihat banyak saham yang menarik. Di saat bersamaan terlihat ada banyak sentimen positif dari eksternal, salah satunya adalah indikasi berakhirnya kekhawatiran inflasi Amerika.

"Jika inflasi berakhir maka kemungkinan Fed Rate tidak akan naik lagi dan menjadi sentimen positif bagi IHSG, secara khusus pada emiten-emiten yang selama ini kesulitan menumbuhkan kinerja dengan adanya beban kurs," ungkap William.

Faktor teknikal yang terjadi hari ini masih tentang fase pengujian level 6.800. William memperkirakan IHSG masih bergerak mixed, candlestick IHSG membentuk pola doji yang mempertegas fase pengujian ini karena memberikan indikasi bahwa buyer dan seller masih sama kuat.

Untuk sentimen, data ekonomi Amerika yang memperlihatkan potensi berakhirnya era inflasi. Sentimen ini berefek pada pelemahan USD sehingga menguntungkan bagi saham-saham dari emiten yang selama ini memiliki beban kurs.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2125 seconds (0.1#10.140)