Sumatera Selatan Bersiap Daging Kerbau

Selasa, 08 November 2016 - 05:44 WIB
Sumatera Selatan Bersiap Daging Kerbau
Sumatera Selatan Bersiap Daging Kerbau
A A A
PALEMBANG - Masyarakat Sumatera Selatan hendakya bersiap akan kehadiran daging kerbau sebagai pelengkap kebutuhan daging. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Permana mengatakan Sumsel mendapatkan bagian kuota daging kerbau dari India.

Kebijakan Kementrian Perdagangan mengalokasikan daging kerbau ini, merupakan upaya mengurangi konsumsi daging sapi. Selama ini, masyarakat di Sumsel telah terbiasa mengkonsumsi daging sapi dari Australia.

“Dalam waktu dekat, tidak sampai bulan Januari, daging kerbau akan masuk ke Sumsel. Tahap awalnya 10 ton terlebih dahulu dan apabila mendapatkan respons positif, baik dari masyarakat dan berpengaruh cukup signifikan, maka kuota daging kerbau akan kembali ditambah,” terang Permana, Senin (7/11/2016).

Berdasarkan koordinasinya, daging kerbau dari India saat ini masih dilakukan pembahasan mengenai kesiapan pemerintah daerah. Impor daging kerbau ini merupakan pertama kali masuk ke Sumsel. Karena itu, Permana belum bisa memprediksikan bagaimana respons masyarakat terhadap komoditas daging tersebut. Namun, di beberapa daerah di Sumsel, daging kerbau memiliki prestise yang lebih tinggi dibandingkan daging sapi.

"Nanti harga jualnya Rp65.000 per kilogram, lebih murah dibandingkan daging sapi. Ada daerah, yang menggunakan daging kerbau sebagai makanan saat prosesi pernikahan. Hal ini, dinyakini cukup bisa mendongkrang bagaimana konsumsi daging masyarakat Sumsel,” ungkapnya.

Sekretariat Daerah Sumsel, Mukti Sulaiman mengatakan pihak Perum Bulog sebagai lembaga yang nantinya mendistribusikan daging kerbau hendaknya lebih tepat memilih lokasi-lokasi distribusi. Mengingat belum seluruh masyarakat Sumsel, terutama di Palembang terbiasa mengkonsumsi daging kerbau.

“Antisipasinya, ada pemetaan yang baik agar daging kerbau tetap dikonsumsi dengan mengurangi konsumsi daging sapi. Beberapa wilayah terbiasa daging kerbau, tapi banyak juga yang belum terbiasa. Saya pernah makan daging kerbau, rasanya lebih manis ketimbang daging sapi,” ungkapnya.

Sementara mengenai sistem distribusi tata niaga penyumbang inflansi masih bermasalah, ia mengatakan pemerintah provinsi akan menggelar rapat bersama yang dipimpin langsung Gubernur Sumsel dan perwakilan asosiasi produsen, asosiasi peternak, asosiasi pedagang, hingga pengusaha dan Kadin untuk sama-sama memiliki kemauan tata niaga yang lebih bersih.

“Pemprov mendorong bagaimana komoditas itu memenuhi kebutuhan pasar lokal dulu, baru ekspor. Jadi harga di daerah penghasil bisa murah, namun juga tidak merugikan petani,” ungkapnya.

Yandri, salah satu pedagang daging di Pasar Sako, mengatakan kehadiran daging kerbau diprediksi tidak akan terlalu berpengaruh pada penjualan daging sapi. Menurutnya, masyarakat Palembang sudah terbiasa makan daging sapi bukan daging kerbau.

Sehingga jika pun daging kerbau hadir sebagai operasi pasar pemerintah, masyarakat masih akan mengkonsumsi daging sapi. “Saya tidak yakin masyarakat ingin daging kerbau. Mereka tetap makan daging sapi sehingga penjualan daging sapi tidak terganggu,” ujarnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7635 seconds (0.1#10.140)