Perkuat Layanan Laku Pandai, BTPN Mampu Layani 10 Juta Nasabah

Jum'at, 25 November 2016 - 01:13 WIB
Perkuat Layanan Laku Pandai, BTPN Mampu Layani 10 Juta Nasabah
Perkuat Layanan Laku Pandai, BTPN Mampu Layani 10 Juta Nasabah
A A A
YOGYAKARTA - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) terus mempersiapkan infrastruktur dan kapasitas IT untuk layanan Laku Pandai (BTPN WOW!). Jumlah agen dan nasabah layanan tersebut tumbuh signifikan hingga Oktober 2016 sebanyak 131 ribu agen yang melayani 2,1 juta nasabah.

SVP Sales Management Head BTPN M. Reza Rizal mengatakan pertumbuhan agen dan nasabah BTPN WOW! sangat signifikan. Data akhir Juni 2016 lalu mencatat jumlah Agen BTPN Wow! mencapai sekitar 35 ribu agen, dengan jumlah nasabah sebesar kurang lebih 700 ribu nasabah.

Fakta ini tetap diikuti oleh kesiapan perseroan dalam infrastruktur khususnya kapasitas IT. Saat ini kapasitas IT perseroan sanggup untuk melayani 10 juta nasabah.

“Kapasitas IT kami selalu siap untuk mengikuti pertumbuhan di lapangan. Saat ini kemampuan IT sanggup melayani hingga 10 juta nasabah. Tahun depan kami ingin kembangkan di Sumatera hingga Kalimantan,” ujar Reza dalam Journalist Trip di Yogyakarta.

Lebih lanjut dia menjelaskan saat ini kemampuan BTPN WOW! sudah bisa dikembangkan untuk wilayah Papua. Namun perseroan juga harus mempersiapkan tim pendukung di setiap daerah. Perseroan telah memiliki 2 ribu orang di lapangan untuk kunjungi para agen secara rutin sekaligus juga melakukan manajemen likuiditas.

“Tidak mudah untuk mengembangkan tim pendukung dan agen sekaligus. Kami juga harus melakukan edukasi dan melatih para agen,” ujarnya.

Dia menambahkan kemampuan infrastruktur IT sangat dibutuhkan mengingat beragam kebutuhan operasional layanan BTPN WOW!. Perseroan saat ini telah memiliki kemampuan manajemen agen yang menggunakan geo spatial mapping system (GPS), mobile application, hingga portal based application yang berada di kantor pusat. Dengan sistem ini perseroan dapat mengontrol para agen untuk bekerja sesuai prosedur.

“Kami bisa kontrol performa agen di lapangan dengan kemampuan IT. Bahkan kami juga mempunyai kemampuan untuk mendeteksi adanya praktik money laundry serta mendeteksi adanya fraud. Sehingga dapat diketahui apabila ada yang menggunakan sistem kami untuk pencucian uang atau terjadi fraud dalam sistem ini,” ujarnya.

BTPN Wow! merupakan layanan perbankan yang memanfaatkan teknologi handphone dan didukung jaringan agen untuk transaksi perbankan. Layanan ini merupakan rekening tabungan yang dapat diakses menggunakan segala jenis handphone GSM atau tidak harus smartphone. Transaksi bisa dilakukan cukup dengan menekan *247# melalui telepon genggam.

“Pada dasarnya agen memindahkan uang tunai nasabah ke dalam sistem digital. Kuncinya di monitoring agen yang sudah kami kembangkan sejak 2012. Studi lapangan sudah dilakukan ke Kenya, Bangladesh, India, hingga Filipina yang sudah kita pelajari dan didukung konsultan,” ujarnya.

Ekspansi BTPN Wow! dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan kesiapan infrastruktur, terutama jaringan agen, dan kebutuhan nasabah. Tahun lalu, BTPN Wow! fokus menggarap pasar di Jawa dan sebagian Sumatera karena di dua pulau tersebut jumlah masyarakat yang belum memiliki akses bank masih tinggi.

Kunci sukses ekspansi BTPN Wow! menurutnya adalah edukasi dan sosialisasi terus menerus ke masyarakat tentang manfaat yang mereka peroleh dari produk layanan ini. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah bank peserta Laku Pandai hingga Juni 2016 mencapai 13 bank yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, BTPN, BCA, Bank Sinarmas, BPD Kaltim, Bukopin, BRI Syariah, Bank Sahabat Sampoerna, BJB, dan Bank Jateng. Jumlah total agen yang tercatat sebanyak 104.700 agen dengan jumlah nasabah penabung sebesar 1.626. 068 dengan nilai simpanan sebanyak Rp63,7 miliar.

Sebelumnya Ketua DK OJK Muliaman Hadad mengatakan pihaknya ingin mendorong kesejahteraan para agen dengan memberikan nilai tambah sebagai agen. Pihaknya merencanakan beberapa inovasi seperti persoalan jaminan untuk likuiditas para agen. Ke depannya para agen terbebas dari syarat menyetorkan uang jaminan untuk likuiditas. Jaminan tersebut merupakan manajemen risiko yang diterapkan perbankan ke agen.

“Selama ini setoran untuk jaminan likuiditas menjadi hambatan. Volume transaksinya tergantung jaminan yang diberikan. Kedepannya bagaimana agar tidak ada batasan likuiditas untuk para agen. Bagaimanapun agen bukanlah bank,” ujar Muliaman beberapa waktu lalu di Jakarta.

Dia menambahkan agen Laku Pandai juga harus mendapatkan pendampingan yang lebih intens. Bank harus harus kembangkan pendampingan para agen agar mereka punya pengetahuan. Supaya bisa semakin berkembang mereka juga harus diperkenalkan melayani produk produk lain seperti asuransi mikro atau kredit mikro.

“Mereka harus bisa menambah pendapatan. Kami usahakan menciptakan lending model baru yang dapat siasati agunan. Agunan tujuannya untuk cover risiko kredit, hal ini bisa dengan asuransi jaminan kredit di daerah khususnya yang kecil kecil. Ini salah satu strategi kami,” paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0004 seconds (0.1#10.140)