Orang Terkaya China Mencari Suksesor, Berminat?

Kamis, 15 Desember 2016 - 05:36 WIB
Orang Terkaya China Mencari Suksesor, Berminat?
Orang Terkaya China Mencari Suksesor, Berminat?
A A A
BEIJING - Wang Jianlin, 62 tahun, orang kaya nomor satu di Republik Rakyat China sedang gundah gulana. Di usia senja, ia kini memikirkan untuk menyerahkan tampuk kekaisaran bisnisnya yang bernilai 634 miliar yuan atau setara dengan Rp1.219 triliun (Rp1.923 per yuan). Kerajaaan bisnis melimpah dari pusat perbelanjaan, taman hiburan Disneyland, klub olahraga Atletico Madrid, dan jaringan bioskop.

Pendiri dan bos Dalian Wanda Group ini risau setelah anak lelakinya menolak untuk melanjutkan bisnisnya. “Saya telah meminta anak saya tentang rencana suksesi namun ia menolak dan mengatakan tidak ingin hidup seperti bahan tambang,” ujar Wang di pertemuan puncak para pengusaha China, seperti dilansir South China Morning Post, Rabu (14/12/2016).

Keputusan sang anak Wang Sicong, 29 tahun, menolak melanjutkan bisnis dimaklumi sang ayah. “Anak muda mungkin memiliki pencarian dan prioritas mereka sendiri. Mungkin akan lebih baik untuk menyerahkan kepada manajer profesional dan kita duduk melihatnya menjalankan perusahaan”.

Wang Jianlin sendiri membangun usaha Wanda di daerah Dalian pada 1988. Berawal dari pengembang properti kecil, ia lantas bermetamorfosis menjadi konglomerat mal, hotel, taman hiburan dan jaringan bioskop dengan 10.000 layar. Pada pertengahan 2016, Wang Jianlin meluncurkan Disneyland Shanghai yang menjadi theme park terbesar di Asia.

Adapun sang anak Wang Sicong, sejatinya tinggal meneruskan usaha ayahnya karena ia memiliki satu sen yuan atas setiap lembar saham di perusahaan ayahnya. Dan jika ditotalkan mencapai 12,7 miliar yuan atau setara dengan Rp24,4 triliun.

Namun seiring pertumbuhan ekonomi China yang meningkat dan pendidikan di luar negeri, telah memberi pandangan berbeda bagi generasi muda di China dengan cara pandang orang tua mereka. Survei yang dilakukan Shanghai Jiaotong University terhadap 182 perusahaan top yang dikelola keluarga, lebih dari 80% para ahli waris bisnis di China tidak tertarik mengambil kendali dari bisnis orang tua mereka.

Beberapa mundur karena tekanan intens dan ketakutan atas bayang-bayang kebesaran orang tua. Sedang lainnya memilih mengejar kepentingan karir lain, membuat perusahaan sendiri lepas dari orang tua, dan menjadi peneliti.

Sicong yang berlatar pendidikan filsafat dari University College London, memilih membuat usaha sendiri yaitu Prometheus Capital pada 2011. Ia memilih menjadi selebritas internet, dengan 21 juta follower di akun Weibo-nya mirip dengan Twitter.

Antoinette Hoon, seorang mitra di PricewaterhouseCoopers di China, mengatakan dalam penelitian terbarunya bahwa sekarang banyak pengusaha yang mengalami dilema antara kepentingan bisnis mereka atau keluarga. “Ada pengusaha yang bisa membagi antara keluarga dengan kepentingan bisnis. Namun tidak sedikit yang gagal sehingga permusuhan keluarga semakin meningkat dengan generasi baru,” analisanya seperti dikutip CNBC, Rabu (14/12).

Di sisi lain, campur tangan keluarga yang terlalu dalam terhadap bisnis juga berisiko dan membatasi keluarga dalam bisnis sama dengan membatasi kendali mereka untuk ambil bagian dalam dividen.

Terlepas dari persoalan itu, Wang Jianlin mengatakan sedang mencari beberapa manajer profesional sebagai calon pengganti. Orang-orang yang dicari akan ia pilih sendiri untuk kemudian dilatih menjadi pemimpin bisnis melalui kompetisi yang ia buat. Anda berminat?
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1086 seconds (0.1#10.140)