HIMKI Rangkul China Tingkatkan Produktivitas Industri Mebel

Jum'at, 23 Desember 2016 - 22:13 WIB
HIMKI Rangkul China Tingkatkan Produktivitas Industri Mebel
HIMKI Rangkul China Tingkatkan Produktivitas Industri Mebel
A A A
JAKARTA - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menjalin kerja sama dengan Asosiasi Woodworking Machinery, Lunjiao, China dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri mebel dan kerajinan. Kerja sama ini diawali dengan penandatanganan MoU diantara kedua belah pihak.

Wakil Ketua Umum Bidang Produksi dan SDM HIMKI Yanti Rukmana mengatakan, Asosiasi Woodworking Machinery akan membantu dan mendukung para pelaku industri mebel dan kerajinan nasional dalam alih teknologi serta pengembangan R&D (riset dan pengembangan) dengan menyediakan mesin-mesin terkini dan harga yang terjangkau, serta adanya jaminan after sales service-nya.

"Kita ingin belajar, bagaimana China bisa menguasai market furniture di dunia dan belajar upaya apa yang dilakukan pengusaha mebel di China. Lebih dekat, kita melihat bahwa teknologi memang sangat kita perlukan dalam rangka menaikkan target ekspor kita," ujar dia dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (23/12/2016).

Untuk mewujudkan kerja sama tersebut, pada 7-11 Desember 2016, pengurus dan anggota HIMKI melakukan kunjungan kerja ke Lunjiao Woodworking Machinery Expo 2016, China serta factory visit ke Woodworking Machinery di Lunjiao dalam rangka study banding.

Acara ini diikuti 19 orang pengusaha mebel dan kerajinan nasional yang merupakan pengurus dan anggota HIMKI yang terdiri dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HIMKI dan perwakilan dari berberapa Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HIMKI DIY Jogyakarta, Semarang, Solo, Bandung, Jakarta.

"Pada kunjungan pameran di Lunjiao Woodworking Machinary, sebuah area yang merupakan pabrik pembuat mesin-mesin tersebut benar-benar up to date dan berkembang sangat cepat, sehingga mesin-mesin yang modern dengan CNC system sudah tidak asing lagi. Di sana kita belajar banyak sekali kenapa industri furniture kita sangat tertinggal oleh mereka," jelas Yanti.

Menurutnya, sebagian besar pelaku industri mebel dan kerajinan nasional adalah kelompok industri kecil menengah (IKM). Untuk membeli mesin mebel dan kerajinan di Indonesia bagi para IKM masih banyak yang belum terjangkau.

"Karena kemampuan dari IKM ini yang tidak bisa atau tidak tahu supply yang benar, sehingga mereka harus membeli mesin dari importir penjual mesin. Tentunya dengan harga yang sangat mahal bila di banding direct import," ungkapnya.

Untuk itu, kata Yanti, HIMKI menjembatani kerja sama ini dengan harapan mereka akan mendukung dalam hal alih teknologi dan penyediaan mesin-mesin sesuai kebutuhan anggota HIMKI. "Apabila nantinya pemerintah bisa men-support misalnya dengan kemudahan-kemudahan impor, untuk IKM, sehingga efisiensi cost bisa lebih terjangkau dan mendorong produktivitas lebih cepat lagi," tuturnya.

Dia menambahkan, HIMKI juga menandatangani kesepakatan bersama dalam bekerja sama antar asosiasi serta menindaklanjuti kerja sama dengan Asosiasi fitting atau hardware dari wilayah Leeliu.

"Kita berharap bisa saling support untuk kebutuhan fitting dengan kualitas yang kita harapkan dan harga yang reasonable, dalam waktu dekat kita akan mengundang mereka di Jakarta untuk penanda tanganan kesepakatan bersama," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5527 seconds (0.1#10.140)