Orang Terkaya China Minta Trump Tidak Lakukan Perang Dagang

Kamis, 19 Januari 2017 - 06:07 WIB
Orang Terkaya China Minta Trump Tidak Lakukan Perang Dagang
Orang Terkaya China Minta Trump Tidak Lakukan Perang Dagang
A A A
DAVOS - Orang terkaya di Republik Rakyat China, Wang Jianlin meminta kepada Presiden AS terpilih Donald John Trump untuk tidak menyeret industri hiburan ke dalam perang dagang internasional.

Melansir dari CNBC, Kamis (19/1/2017), Wang pemilik Dalian Wanda dengan kekayaan mencapai USD33 miliar atau setara Rp440 triliun (estimasi kurs Rp13.354/USD) mengingatkan dampak perang dagang terhadap bisnis hiburan alias pasar perfilman.

“Perang dagang akan mengganggu film berbahasa Inggris di China. Jika China membalas akan menjadi hal buruk bagi kedua industri perfilman. Dan saya berharap skenario buruk ini tidak terwujud,” ujarnya dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Wang menambahkan ia sudah menulis surat resmi kepada pihak terkait di Amerika Serikat agar mempertimbangkan masalah ini. “Saya telah meminta ketua asosiasi perfilman di AS dan meneruskan kepada Donald Trump. Mari kita bangun industri hiburan dan melupakan perang dagang,” sambungnya.

Menurut Wang, saat ini Pemerintah China belum meluncurkan pembatasan terhadap industri hiburan dan perfilman Amerika. China lebih memilih memfokuskan kepada masalah manufaktur dan pertahanan.

Sementara itu, anggota Kongres AS baru-baru ini telah menulis surat yang mengatakan akan melakukan kontrol terhadap industri hiburan dan perfilman. “Sikap itu akan menjadi langkah mundur. Seharusnya mereka menentang proteksionsime yang muncul di AS,” timpal Wang.

Pasar film AS saat ini begitu populer di China. Miliarder yang juga distributor film Amerika di Negeri Tirai Bambu berujar tren film AS terus berkembang, dengan tema-tema drama, blockbuster dengan efek khusus yang memukau.

Bila AS mengontrol pasar filmnya ke China, maka hal ini akan diisi oleh negara-negara Asia lainnya seperti India, Korea Selatan, dan Jepang. Beberapa produksi perfilman mereka sudah populer lebih dulu sebelum masuknya Hollywood. Dan studio produksi perfilman di California itu harus memperhatikan besarnya pasar hiburan di China.

“Jika Hollywood ingin mengambil pangsa pasar yang lebih besar, mereka harus bisa dan belajar memenuhi selera China bukan malah melakukan pembatasan,” sarannya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5907 seconds (0.1#10.140)