Ketidakpastian Global Jadi Tantangan dan Peluang Ekonomi RI 2017

Selasa, 31 Januari 2017 - 11:57 WIB
Ketidakpastian Global Jadi Tantangan dan Peluang Ekonomi RI 2017
Ketidakpastian Global Jadi Tantangan dan Peluang Ekonomi RI 2017
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, ketidakpastian ekonomi global kedepannya bakal menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perekonomian Indonesia di 2017. Perlambatan ekonomi China, fluktuasi harga minyak mentah dunia hingga negosiasi Brexit ditambah rencana kebijakan proteksionis Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran tentang keamanan geopolitik diyakini masik akan menimbulkan ketidakpastian.

(Baca Juga: Indonesia Economic Outlook 2017 Mengusung Tema Optimisme)

Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menjelaskan, perekonomian global banyak dipengaruhi oleh AS. Terlebih lagi, negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu memilki Presiden baru (Donald Trump) dengan kebijakan proteksionis.

"Kita di bank sentral konservatif, kita lihat 2017 ini ada tantangan dan peluang. Tantangan dari global, kita tahu kita masih dihadapkan ketidakpastian ekonomi AS dengan ada Presiden baru," ujarnya dalam seminar Indonesia Economic Outlook 2017 yang diselenggarakan KORAN SINDO dan SINDOnews di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (31/1/2017).

(Baca Juga: Infrastruktur Jadi Tonggak Perekonomian Indonesia)

Lebih lanjut dia menerangkan, semua yang dikatakan Trump ketika kampanye sudah mulai terlihat implementasinya. Tanda-tanda itu muncul ketika Trump mengambil keputusan terkait kebijakan imigrasi.

"Kalau kebijakan yang dikampanyekan Trump dilakukan kira-kira tanda-tanda awal ada kebijakan imigrasi dan sebagainya. Sementara, yang kita tunggu kebijakan fiskal dan perdagangan," sambung dia.

Menurutnya, Presiden AS tersebut diperkirakan bakal mengambil kebijakan fiskal yang agresif. Selain itu, di sektor perdagangan akan menerapkan sistem proteksionis. "Apakah fiskal agresif dan perdagangan sangat proteksionis? Kalau fiskal agresif dan perdagangan eskpansif, kalau direspons kebijakan fiskal ketat ini resep penguatan USD," tuturnya.

Dalam menghadapi gejolak tersebut, dia mengemukakan, Indonesia memiliki peluang dari naiknya harga komoditas. Seperti diketahui, hal ini menjadi motor utama penggerak ekspor Indonesia.

"Good news-nya adalah bahwa harga komoditas ekspor kita alami kenaikan luar biasa. Di tahun lalu dari kuartal III sampai akhir tahun batu bara naik 50%, Ini sebuah peluang. Tentu ada pertanyaan bertahan tidak kenaikannya? Banyak perdebatan terjadi hanya karena penurunan produksi batu bara di China, sehingga impor dan harganya naik," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8418 seconds (0.1#10.140)