Lonjakan Harga Minyak Berpotensi Dongkrak DBH Migas Bojonegoro

Selasa, 31 Januari 2017 - 18:36 WIB
Lonjakan Harga Minyak Berpotensi Dongkrak DBH Migas Bojonegoro
Lonjakan Harga Minyak Berpotensi Dongkrak DBH Migas Bojonegoro
A A A
JAKARTA - Lonjakan harga minyak dunia dalam beberapa pekan terakhir berpotensi membuat dana bagi hasil (DBH) Minyak dan gas bumi (Migas) yang diterima daerah-daerah penghasil migas ikut terkerek naik salah satu Bojonegoro. Tahun 2017 diharapkan investasi hulu migas lebih bergairah karena harga minyak lebih baik seiring pemangkasan produksi oleh Negara-negara Pengeskpor Minyak Dunia (OPEC).

Apalagi rata-rata harga minyak dunia diprediksi berada pada kisaran level USD50-60 per barel. Bupati Bojonegoro Suyoto mengaku optimis ketika produksi minyak Blok Cepu sempat mengalami puncak produksi mencapai 205.000 barel per hari. “Saya optimistis DBH migas tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Kalau melihat pemangkasan produksi OPEC. Dan kita juga masih nunggu efek kebijakan Trump,” jelasnya di sela acara Indonesia Economic Outlook 2017 SINDO, di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (31/1/2017).

Dia menambahkan, DBH migas Bojonegoro di bagi berdasarkan kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC). Rincian pembagiannya yakni pemerintah mendapatkan 85% dan kontraktor mendapatkan 15%. “Kemudian untuk daerah sendiri dari 85% yang diterima pemerintah kita mendapatkan dana bagi hasil sebesar 6%,” sambung dia

Meski begitu DBH Bojonegoro sempat mengalami tekanan seiring anjloknya harga minyak dunia beberapa tahun terakhir. Rendahnya harga minyak menyebabkan pendapatan negara turun sehingga pembagian bagi hasil migas ikut anjlok.“Kami sangat terpukul dengan penurunan harga minyak. Beberapa tahun terakhir dana bagi hasil migas Bojonegoro dari Blok Cepu terus berkurang,” papar Suyoto.

Menurutnya perolehan DBH Bojonegoro pada 2015 yang ditargetkan mendapatkan bagi hasil Rp2,5 triliun yang terealisasi hanya sebesar Rp600 miliar. Sementara untuk tahun 2016 perolehan DBH ditargetkan mendapatkan Rp1,4 triliun tapi realisasinya dikisaran Rp600-700 miliar.

“Melihat harga minyak yang terus menurun Perolehan DBH migas tidak bisa lagi diandalkan dalam APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) kita. Sebab DBH mengikuti fluktuasi harga minyak dunia. Karena itu harus punya alternatif lain untuk meningkatkan pendapatan,” terang dia.

Dia menuturkan terdapat tiga manfaat prioritas DBH untuk Pemkab Bojonegoro. Di antaranya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pembangunan infrastruktur daerah dan investasi sektor keuangan. “Pengembangan SDM itu seperti meningkatkan program beasiswa, membangun infrastruktur yang relevan dan memberdayakan pedesaan mandiri,” katanya.

Menurutnya manfaat prioritas dari dana bagi hasil migas harus direalisasikan terlebih dahulu guna menghindari mental pesta pora daerah penerima dana bagi hasil migas. “Kalau tidak diprioritaskan begitu maka kita akan bermental korup, bermental pesta pora. Kalau mental seperti ini dipelihara berbahaya karena begitu harga minyak jatuh kita kandas,” terangnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5277 seconds (0.1#10.140)