Belanja Iklan 2016 Melonjak 14% Berkat Perindo dan Rokok

Kamis, 02 Februari 2017 - 06:00 WIB
Belanja Iklan 2016 Melonjak 14% Berkat Perindo dan Rokok
Belanja Iklan 2016 Melonjak 14% Berkat Perindo dan Rokok
A A A
JAKARTA - Nielsen Advertising Information Services melansir pertumbuhan belanja iklan di televisi dan media cetak pada 2016 mencapai Rp134,8 triliun alias meningkat 14% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan tajam ini seiring belanja iklan yang dikeluarkan institusi pemerintah, partai politik, terutama Partai Perindo, dan perusahaan rokok.

Executive Director Head of Media Business Nielsen Indonesia, Hellen Katherina mengatakan pertumbuhan belanja iklan tahun 2016 terbilang tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Pertumbuhan belanja iklan tahun 2014 dan 2015 hanya single digit. Tahun 2016 menunjukkan mulai kembali bergairah dengan tren pertumbuhan sebesar 14 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Kamis (2/2/2017).

Menurut Hellen, sebanyak 77% dari total belanja iklan 2016 didominasi untuk belanja iklan televisi. Sedangkan sisanya untuk belanja iklan di surat kabar, majalah, dan tabloid. Rendahnya belanja iklan di media cetak seiring dengan penurunan jumlah media cetak yang beroperasi.

Dan peningkatan belanja iklan ini sejalan dengan pertumbuhan positif sepuluh kategori produk dengan belanja iklan tertinggi. Kategori instansi pemerintahan dan partai politik tercatat sebagai pengiklan terbesar, dengan nilai belanja Rp8,1 triliun atau tumbuh 9% dibanding tahun 2015.

Peringkat kedua adalah rokok kretek dengan total belanja iklan Rp6,3 triliun atau tumbuh sebesar 45%. Nomor tiga adalah Produk Perawatan Rambut sebesar Rp5,7 triliun dengan pertumbuhan 27%. Keempat Telekomunikasi menghabiskan belanja iklan Rp5,3 triliun dengan pertumbuhan 25%. Peringkat kelima adalah Kopi dan Teh sebesar Rp4,7 triliun dengan tumbuh 24%.

Kategori ini adalah kategori produk teratas yang mengalami pertumbuhan belanja iklan paling besar dalam sepuluh tahun terakhir, yakni tumbuh hingga 12 kali lipat dibandingkan tahun 2007.

Sementara itu merek-merek dengan belanja iklan tertinggi sepanjang tahun 2016 adalah Dunhilll (rokok kretek) dengan nilai belanja iklan Rp956 miliar dan tumbuh signifikan hingga 573% dibandingkan tahun 2015, disusul Indomie dengan belanja iklan Rp787 miliar yang berkurang sebesar 19% dibandingkan tahun sebelumnya. Peringkat ketiga untuk pengiklan terbesar adalah Traveloka dengan total belanja iklan sebesar Rp688 miliar.

“Kategori website, online service, dan e-commerce juga mulai masuk peringkat sepuluh teratas. Karena Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, dan sebagainya, belanja iklannya masih lebih tinggi di media konvensional," ujar Hellen.

Belanja iklan besar pada 2016 juga dilakukan oleh Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dengan nilai Rp643,7 miliar atau meningkat 44% dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, institusi pemerintahan menghabiskan belanja iklan sebesar Rp569 miliar alias meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2015.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4731 seconds (0.1#10.140)