Kebun Binatang Manusia, Penghinaan Paling Kurang Ajar oleh Penjajah Barat

Jum'at, 18 Agustus 2023 - 04:05 WIB
loading...
Kebun Binatang Manusia, Penghinaan Paling Kurang Ajar oleh Penjajah Barat
Kolonial Barat membuat kebun binatang manusia, di mana para pribumi dipajang di kandang seperti hewan untuk dijadikan tontonan wisatawan. Foto/Rare Historical Photos
A A A
JAKARTA - Bayangkan ada kebun binatang yang isinya manusia, bukan hewan.

Itu benar-benar terjadi antara 1900-1958, di mana ribuan individu pribumi dari Afrika, Asia, dan Amerika di bawa oleh kolonial ke Amerika Serikat dan Eropa untuk dipajang dalam kehidupan kuasi-penangkaran di "kebun binatang manusia".

Foto-foto ulah kolonial Barat yang paling kurang ajar dalam sejarah manusia itu telah banyak dipublikasikan, salah satunya oleh laman Rare Historical Photos.

Foto-foto langka yang diabadikan tersebut menunjukkan bagaimana apa yang disebut "kebun binatang manusia" di seluruh dunia menyimpan "pribumi primitif" di kandang sehingga orang Barat dapat melongo dan mencemooh mereka.



Gambar-gambar mengerikan, beberapa di antaranya yang terbaru diambil pada tahun 1958, menunjukkan bagaimana orang kulit hitam dan Asia diperlakukan dengan kejam sebagai pameran yang menarik jutaan wisatawan.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dunia Barat sangat ingin melihat orang-orang "buas", "primitif" yang digambarkan oleh para penjelajah dan petualang yang mencari tanah baru untuk eksploitasi kolonial.

Untuk memberi makan kegilaan mereka, ribuan individu pribumi dari Afrika, Asia, dan Amerika dibawa ke Amerika Serikat dan Eropa, seringkali dalam keadaan yang meragukan, untuk dipajang di "kebun binatang manusia".

Kebun binatang manusia pernah ditemukan di Paris, Hamburg, Antwerpen, Barcelona, London, Milan, dan New York City.

Carl Hagenbeck, seorang pedagang hewan liar dan pengusaha masa depan banyak kebun binatang di Eropa, memutuskan pada tahun 1874 untuk memamerkan orang Samoa dan Sami sebagai populasi "murni alami".
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1522 seconds (0.1#10.140)