Inflasi Bahan Makanan Dijaga di Level 1%

Minggu, 19 Februari 2017 - 09:11 WIB
Inflasi Bahan Makanan Dijaga di Level 1%
Inflasi Bahan Makanan Dijaga di Level 1%
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan berupaya menjaga andil inflasi bahan pangan tahun ini sebesar 1% guna mencapai target inflasi 2017 sebesar 4% plus minus 1%. Target andil inflasi bahan makanan yang ditetapkan sebesar 1% tersebut dengan asumsi tidak adanya kebijakan harga yang diatur pemerintah (administered price).

Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih mengatakan, berbagai kebijakan pemerintah termasuk di sektor perdagangan harus berkontribusi dalam upaya menjaga target inflasi. “Untuk mendukung ketersediaan pasokan dan kestabilan harga bahan pangan, tahun ini Kemendag akan menerbitkan regulasi impor di kawasan perbatasan serta regulasi impor pangan yang harmonis dengan kebijakan nasional,” ujarnya di Jakarta.

Kebijakan terkait beberapa komponen harga yang diatur pemerintah, seperti bahan bakar minyak (BBM) satu harga dan pencabutan subsidi untuk listrik 900 volt ampere (VA) pada tahun ini tak dimungkiri akan membebani target inflasi tersebut. Untuk itu, semua kementerian/lembaga diminta berkontribusi dalam upaya pengendalian inflasi.

“Tugas Kemendag itu di komponen yang bergejolak atau volatile food . Seperti apa kontribusinya dan langkah pengelolaannya, itu akan kita bahas pada rapat kerja nasional perdagangan minggu depan,” ujar Dirjen Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan.

Menurut dia, Kemendag telah melakukan beberapa upaya menjaga stabilitas pangan, di antaranya menurunkan harga daging, menyeragamkan harga gula di kisaran Rp12.500 per kg dan ke depan minyak goreng. “Hal itu menjadi komponen penting dalam perhitungan inflasi di volatile price,” ungkapnya.

Agar ketersediaan bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau bisa diakses oleh masyarakat kurang mampu, pada Kamis (23/2) pemerintah juga memulai uji coba program bantuan nontunai dalam bentuk kartu. Bantuan nontunai tersebut sebagai pengganti beras sejahtera, nantinya saldo yang dimasukkan dalam kartu bantuan tersebut bisa dipakai untuk membeli beras dan bahan pokok lain dengan kualitas yang lebih baik.

Untuk mendukung program ini, Perum Bulog telah mengemas beras yang dilabeli “Beras Kita” dengan harga jual Rp8.500 per kg dan gula pasir kemasan “Manis Kita” seharga Rp12.500 per kg. “Ini (uji coba) akan dilakukan pada 23 Februari di 44 kota. Kalau berhasil, akan dilanjutkan ke kabupaten/kota lainnya,” ujar Presiden Joko Widodo saat melepas bantuan pangan bagi Sri Lanka di Kawasan Pergudangan Sunter, Bulog Divre DKI Jakarta, Selasa (14/2).

Sementara itu, pada tahun ini Kemendag akan melanjutkan revitalisasi 272 unit pasar rakyat dengan dana Tugas Pembantuan. Untuk memenuhi target 1.000 pasar, pembangunan sisanya akan bersumber dari dana alokasi khusus yang sudah teralokasi ke kabupaten/kota. Untuk pasar rakyat Tipe A dialokasikan anggaran sebesar Rp11,5 miliar, Tipe B sebesar Rp7,7 miliar, Tipe C sebesar Rp5,8 miliar, dan Tipe D sebesar Rp3,6 miliar.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3415 seconds (0.1#10.140)