DPR Pertanyakan Keputusan Kontroversi Pansel DK OJK

Rabu, 01 Maret 2017 - 01:51 WIB
DPR Pertanyakan Keputusan Kontroversi Pansel DK OJK
DPR Pertanyakan Keputusan Kontroversi Pansel DK OJK
A A A
JAKARTA - Perebutan kursi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) semakin memanas.Sejumlah pihak menuding panitia seleksi DK OJK tidak transparan dalam penilaian. Ditambah lagi, 35 nama yang lolos seleksi tahap II menyingkirkan orang-orang yang notabene memiliki pengalaman.

Anggota Komisi XI Wilgo Zainar berpendapat, nama 35 orang yang masuk seleksi tahap II di luar dugaan. Sebab, Sejumlah nama berpengalaman, seperti Dirut BEI Tito Sulistio, Erry Firmansyah, dan mantan Deputi Gubernur BI Hendar, Ngalim Sawega, dan mantan anggota komisioner KPK Adnan Pandu Praja juga gagal bersama sejumlah calon lainnya termasuk dua anggota Parpol Melchias Markus Mekeng dan Andreas Edy Susetyo.

"Saya tidak menyangka sama sekali kerja pansel seperti ini, yang menjadi tanda tanya besar apa dasar yang paling mendasar sehingga pejuang OJK jilid 1 seperti Pak Muliaman, Pak Nelson tereleminasi tahap awal?" ujarnya, Selasa (28/2/2017)

Menurut Wilgo, kinerja OJK saat ini sudah sangat baik. Komisi XI menilai OJK mampu berdiri sebagai lembaga yang kredibel dalam mengawasi sektor keuangan bank dan non bank serta pasar modal secara baik.

"Ini artinya prestasi bagi Pak Muliaman dan Anggota Dewan Komisioner OJK dong yang harus diapresiasi dan dinilai positif," imbuhnya.

Dia berpendapat, Presiden sudah cukup puas dengan kinerja OJK. Karena OJK dianggap mampu menjaga stabilitas keuangan meski saat masa sulit pada 2015.

Pada saat itu, Indonesia dilanda tekanan ekonomi dan kelesuan dunia usaha. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (NPL) naik dan index pasar modal turun tajam.

"OJK mampu mengendalikan situasi sulit itu, saya kira bangsa ini hrs belajar menghargai jasa dan prestasi orang lain. Jangan karena masalah personal dan ego sektoral sehingga objektivitas dinaifkan," katanya.

Dia menilai Kinerja Pansel OJK tidak objektif. Seharusnya, kepentingan bangsa khususnya stabilitas sektor keuangan ini harus diutamakan.

"Pansel harus berani membuka hasil mengapa tokoh hebat disektor keuangan selama ini dan menjadi perhatian publik dan DPR tereleminasi di awal? Harus dijawab oleh Pansel seobjective mungkin," cetusnya.

Sayang, saat diminta konfirmasi, Ketua Pansel DK OJK Menteri Keuangan Sri Mulyani masih enggan membicarakan pertimbangan Pansel OJK memilih ke 35 nama tersebut. "Nanti saja saya kasih (penjelasan) kalau ada kesempatan ya," tukasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5122 seconds (0.1#10.140)