Pembangunan Pipa Gas Senipah-Balikpapan Perlu Didorong
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan pipa gas Senipah-Balikpapan dinilai sebagai salah satu pembangunan infrastruktur gas yang harus didorong. Keberadaan pipa gas tersebut tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan dalam operasional kilang minyak Balikpapan tapi juga bagi ketahanan energi nasional.
"Ini jadi salah satu inovasi dalam kegiatan operasional kilang yang nantinya akan didukung oleh pasokan gas. Selain akan lebih efisien, langkah ini juga mendukung upaya dekarbonisasi karena gas lebih rendah emisinya ketimbang minyak," ujar Anggota Komisi VI DPR Andre Rosade dalam keterangan tertulis, Senin (28/8/2023).
Dia mengungkapkan pipa gas Senipah-Balikpapan akan menjaga keandalan operasional kilang Balikpapan sehingga ada kepastian juga terhadap suplai bahan bakar secara nasional. Selain itu, dengan menggunakan gas otomatis emisi dari kegiatan operasional juga bisa ditekan.
Tidak hanya itu, pembangunan pipa gas Senipah-Balikpapan juga bisa meningkatkan pemanfaatan gas yang potensinya memang besar di Tanah Air. Apalagi di wilayah Kalimantan Timur denga daerah yang banyak sumber gas.
"Pemanfaatan gas domestik harus digenjot, produksi gas cukup tinggi, bahkan potensi energi fosil di Indonesia banyak ditemukan gas. Sementara infrastruktur gas di Indonesia atau di Kaltim belum merata. Itu sebabnya memafaatan gas minim," ungkap Andre.
Dia mengatakan proyek pipa gas Senipah-Balikpapan sepanjang 78 kilometer (km) dengan diameter 20 inchi yang melewati 2 Kota/Kabupaten, 3 Kecamatan dan 15 Desa/Kelurahan ini juga mengutamakan pemanfaatan sumber daya dalam negeri secara optimal dengan tingkat TKDN sebesar 51,04% . Dia berharap proyek ini dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian di wilayah Kalimantan Timur serta berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia khususnya di wilayah yang dilewati konstruksi pipa.
Interkoneksi kilang Balikpapan dan pipa gas Senipah-Balikpapan ini nantinya untuk mendukung peningkatan kapasitas pengolahan dan produksi Kilang Pertamina Balikpapan dengan sumber gas dari wilayah Senipah Kalimantan Timur dengan kapasitas maksimal 125 MMSCFD.
Hal itu sejalan dengan program pemerintah dibidang ketahanan energi nasional dalam mendukung pemerataan energi di kawasan Indonesia bagian timur. Selain itu, pemanfaatan gas bumi sebagai energi juga bersih sejalan dengan program transisi energi guna tercapainya Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Sementara, Chairman Indonesia Gas Society (IGS) Aris Mulya Azofmenyatakan keberadaan pipa gas Senipah-Balikpapan sangat krusial bagi Kilang Balikpapan di mana saat ini gasnya hanya disuplai dari wilayah Kerja East Kalimantan dan Attaka yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dengan volume kurang lebih sekitar 35 MMSCFD. Padahal dengan adanya proyek RDMP Balikpapan, kebutuhan gas dr kilang Balikpapan akan naik.
"Diperkirakan kebutuhan gas naik menjadi sebesar 120 MMSCFD. Untuk itu dibutuhkan tambahan suplai dari beberapa wilayah kerja yang sebagain besar berlokasi di wilayah utara Kalimantan Timur seperti Wilayah Kerja Mahakam dan Wilayah Kerja Sanga-Sanga," jelas Aris
Menurut dia ketersediaan infrastruktur untuk mendukung pengoperasian kilang Balikpapan merupakan prioritas karena pentingnya fungsi dari kilang Balikpapan dalam pemenuhan energi nasional. "Untuk transportasi gas tersebut dari wilayah kerja KKKS di utara Kaltim ke RDMP RU V Balikpapan diperlukan infrastruktur pipa gas ruas Senipah-Balikpapan," ujar Aris.
"Ini jadi salah satu inovasi dalam kegiatan operasional kilang yang nantinya akan didukung oleh pasokan gas. Selain akan lebih efisien, langkah ini juga mendukung upaya dekarbonisasi karena gas lebih rendah emisinya ketimbang minyak," ujar Anggota Komisi VI DPR Andre Rosade dalam keterangan tertulis, Senin (28/8/2023).
Dia mengungkapkan pipa gas Senipah-Balikpapan akan menjaga keandalan operasional kilang Balikpapan sehingga ada kepastian juga terhadap suplai bahan bakar secara nasional. Selain itu, dengan menggunakan gas otomatis emisi dari kegiatan operasional juga bisa ditekan.
Tidak hanya itu, pembangunan pipa gas Senipah-Balikpapan juga bisa meningkatkan pemanfaatan gas yang potensinya memang besar di Tanah Air. Apalagi di wilayah Kalimantan Timur denga daerah yang banyak sumber gas.
"Pemanfaatan gas domestik harus digenjot, produksi gas cukup tinggi, bahkan potensi energi fosil di Indonesia banyak ditemukan gas. Sementara infrastruktur gas di Indonesia atau di Kaltim belum merata. Itu sebabnya memafaatan gas minim," ungkap Andre.
Dia mengatakan proyek pipa gas Senipah-Balikpapan sepanjang 78 kilometer (km) dengan diameter 20 inchi yang melewati 2 Kota/Kabupaten, 3 Kecamatan dan 15 Desa/Kelurahan ini juga mengutamakan pemanfaatan sumber daya dalam negeri secara optimal dengan tingkat TKDN sebesar 51,04% . Dia berharap proyek ini dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian di wilayah Kalimantan Timur serta berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia khususnya di wilayah yang dilewati konstruksi pipa.
Interkoneksi kilang Balikpapan dan pipa gas Senipah-Balikpapan ini nantinya untuk mendukung peningkatan kapasitas pengolahan dan produksi Kilang Pertamina Balikpapan dengan sumber gas dari wilayah Senipah Kalimantan Timur dengan kapasitas maksimal 125 MMSCFD.
Hal itu sejalan dengan program pemerintah dibidang ketahanan energi nasional dalam mendukung pemerataan energi di kawasan Indonesia bagian timur. Selain itu, pemanfaatan gas bumi sebagai energi juga bersih sejalan dengan program transisi energi guna tercapainya Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Sementara, Chairman Indonesia Gas Society (IGS) Aris Mulya Azofmenyatakan keberadaan pipa gas Senipah-Balikpapan sangat krusial bagi Kilang Balikpapan di mana saat ini gasnya hanya disuplai dari wilayah Kerja East Kalimantan dan Attaka yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dengan volume kurang lebih sekitar 35 MMSCFD. Padahal dengan adanya proyek RDMP Balikpapan, kebutuhan gas dr kilang Balikpapan akan naik.
"Diperkirakan kebutuhan gas naik menjadi sebesar 120 MMSCFD. Untuk itu dibutuhkan tambahan suplai dari beberapa wilayah kerja yang sebagain besar berlokasi di wilayah utara Kalimantan Timur seperti Wilayah Kerja Mahakam dan Wilayah Kerja Sanga-Sanga," jelas Aris
Menurut dia ketersediaan infrastruktur untuk mendukung pengoperasian kilang Balikpapan merupakan prioritas karena pentingnya fungsi dari kilang Balikpapan dalam pemenuhan energi nasional. "Untuk transportasi gas tersebut dari wilayah kerja KKKS di utara Kaltim ke RDMP RU V Balikpapan diperlukan infrastruktur pipa gas ruas Senipah-Balikpapan," ujar Aris.
(nng)