Tak Ada Kartel, Harga Daging Akan Bertahan Rp110.000/Kg

Selasa, 14 Maret 2017 - 15:40 WIB
Tak Ada Kartel, Harga Daging Akan Bertahan Rp110.000/Kg
Tak Ada Kartel, Harga Daging Akan Bertahan Rp110.000/Kg
A A A
MEDAN - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memastikan tidak ada praktik kartel daging di Sumatra Utara (Sumut) atau khususnya di Kota Medan. Namun, meski tak ada kartel daging, harganya pada tahun 2017 ini masih tetap tinggi dikisaran Rp110.000 per kilogram.

"Bahkan diprediksi hingga tahun 2018 mendatang, harga daging sapi atau kerbau masih di atas Rp100 ribuan," kata Abdul Hakim Pasaribu, Ketua KPPU Medan dalam diskusi mata rantai harga daging dan cabai di KPPU Medan, Jalan Gatot Subroto Medan, Selasa (14/3/2017).

Abdul Hakim menjelaskan, peningkatan harga daging ini dikarenakan suplai dan demand yang tidak seimbang. Di tahun 2017 dan 2018, kebutuhan daging Indonesia diprediksi 686.000 ton per tahun dengan harga Rp110.000 per kilogram. Sementara, produksi lokal sapi hanya 440.000 ton per tahunnya.

"Nah, untuk memenuhi permintaan ini, terpaksa dilakukan impor oleh pemerintah. Namun, dalam mengimpor sapi ini, pemerintah seperti setengah hati makanya harga daging melambung tinggi," kata Abdul Hakim.

Akibatnya, kata Abdul Hakim, harga daging di Medan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimana harga daging di Medan pada tahun 2014 sebesar Rp105.000, di tahun 2015 naik menjadi Rp106.000, dan pada tahun 2016 harganya sekitar Rp108.400. "Jadi, di tahun 2017 ini diprediksi tak akan turun dari Rp110.000," kata Abdul Hakim.

Sementara itu, David Yasin, manager marketing Juang Jaya Abdi Alam--selaku feedloater (pelaku importir sapi) ke Sumut--mengatakan sangat mustahil harga daging bisa turun di bawah Rp100.000. Hal ini dikarenakan pemerintah setengah hati untuk menekan harga daging tersebut.

"Bayangkan saja kebutuhan daging pada 2016 itu sebanyak 670.000 ton. Sementara produksi lokal hanya 440.000 ton, maka selebihnya dipenuhi impor. Tapi pemerintah tidak serius di sini, hanya setengah hati. Impor diserahkan ke swasta, seharusnya pemerintah bisa impor menggunakan Bulog," kata Yasin.

Menurutnya, hanya butuh good will dari pemerintah untuk menekan harga daging ini. Dimana pemerintah bisa impor sendiri sapi, bukan daging beku seperti selama ini. Pemerintah bisa memakai jasa Bulog untuk melakukan impor.

"Tapi pemerintah hanya setengah-setengah, tidak sepenuh hati untuk menekan harga. Bahkan impor daging itu dilakukan swasta, seharusnya pemerintah bisa. Dengan begitu, sangat tidak logis pernyataan Presiden Joko Widodo ingin menekan harga daging sapi menjadi Rp80 ribu per kg, itu sangat mustahil," tegasnya.

Terkait dugaan kartel sehingga harga melonjak, Yasin juga sangat yakin tidak ada permainan dalam harga daging ini. Bahkan, menurutnya sangat tidak mungkin terjadi kartel daging di Medan.

"Ini permasalahannya hanya kebijakan paket pemerintah. Kemudian efisiensi pemeliharaan sapi oleh pemerintah. Kalau paket kebijakan berat sapi itu dirubah, pasti akan dapat mereduksi harga daging di pasaran. Jadi, berat sapi impor itu bisa di atas 450 kg hingga 500 kg," tegasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5777 seconds (0.1#10.140)