Kemenperin Targetkan Cetak 22.000 Tenaga Kerja Manufaktur

Minggu, 19 Maret 2017 - 17:25 WIB
Kemenperin Targetkan Cetak 22.000 Tenaga Kerja Manufaktur
Kemenperin Targetkan Cetak 22.000 Tenaga Kerja Manufaktur
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan sebanyak 22.000 orang tenaga kerja dapat disediakan melalui diklat sistem 3 in 1 pada 2017. Hal ini mengingat jumlah tenaga kerja industri manufaktur di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Pemerintah tengah memacu investasi di sektor industri agar dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Apabila investasi ini terealisasi, maka diperlukan tenaga kerja untuk pembangunan dan proses produksinya," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar di Jakarta, akhir pekan.

Berdasarkan perhitungan Kemenperin, dengan rata-rata pertumbuhan industri sekitar 5-6% per tahun, dibutuhkan lebih dari 500.000-600.000 tenaga kerja baru per tahun. Sementara itu, merujuk data BPS, total tenaga kerja berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada 2016 lebih dari 120 juta orang, di mana yang bekerja di sektor industri sebanyak 15,9 juta orang. Pada 2017, jumlah tenaga kerja sektor industri diproyeksikan mencapai 16,3 juta orang.

Haris menuturkan, berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo, pemerataan industri harus tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Namun permasalahannya adalah ketika pabrik itu dibangun di remote area, karena terbatas dengan infrastruktur menjadi susah mendapatkan tenaga kerja kompeten.

Sebagai contoh, di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, yang kini menjadi pusat industri smelter berbasis nikel. "Di awal pembangunannya sangat sulit mencari tenaga kerja dari masyarakat sekitar yang mampu mengoperasikan peralatan dan teknologi yang dibawa oleh investor China. Pada proses perekrutan dahulu, masyarakat di sana lebih banyak yang cocok jadi security," ungkap Haris.

Haris melanjutkan, perusahaan-perusahaan tersebut akhirnya membawa pekerja ahli dari negara asalnya untuk membagi pengetahuan melalui pelatihan dan pendampingan kepada tenaga kerja lokal. "Mereka (tenaga asing) di Indonesia hanya sementara untuk menyelesaikan masa konstruksi. Untuk itu, Kemenperin telah membangun Politeknik Industri Logam Morowali untuk mencetak SDM sesuai permintaan industri," jelasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4717 seconds (0.1#10.140)