Serapan Gabah Terkendala Tengkulak dan Rendahnya Standar Harga

Rabu, 22 Maret 2017 - 05:05 WIB
Serapan Gabah Terkendala Tengkulak dan Rendahnya Standar Harga
Serapan Gabah Terkendala Tengkulak dan Rendahnya Standar Harga
A A A
SUMEDANG - Masih rendahnya standar harga menjadi kendala Bulog Sumedang, Jawa Barat, dalam menyerap gabah dari petani di Kabupaten Sumedang. Selain itu, saat ini kendala utama penyerapan gabah dari petani adalah adanya tengkulak yang melakukan sistem ijon pada petani.

Guna meningkatkan serapan gabah ini diperlukan pendekatan khusus kepada para petani di Sumedang. Staf Ahli Bidang Manajemen dan Sishaneg Kodam III/Siliwangi Kolonel (Czi) Sofwan Hardi mengatakan, pendekatan khusus bisa dilakukan dengan cara melakukan pendekatan langsung ke petani sejak masa tanam.

"Guna meyakinkan petani untuk menjual gabahnya ke Bulog memang diperlukan pendekatan khusus. Karena saat ini harga yang masih di bawah standar jadi kendala dalam penyerapan gabah dari petani," ujarnya didampingi Dandim 0610/Sumedang Letnan Kolonel (Arm) I Made Mertha Yassa saat meninjau gudang Bulog Sumedang di Kecamatan Paseh, Sumedang, Selasa (21/3/2017).

Standar harga sesuai Inpres Nomor 5/2015 tentang standar harga gabah dan beras ini, kata dia, diakui memang masih dibawah harga tengkulak. Sehingga petani belum sepenuhnya melakukan penjualan gabah ke pihak Bulog.

Dimana harga standar sesuai Inpres Nomor 5/2015 ini harga Gabah Kering Petani (GKP) hanya Rp3.700/kg dan harga gabah kering giling (GKG) hanya Rp4.650/kg. Sedangkan harga beras Rp7.300/kg.

"Karena itu, perlu ada pendampingan secara intensif terhadap petani. Tujuannya agar petani bisa dan mau menjual gabah ke pihak Bulog. Kami pun sudah berupaya dengan melakukan monitoring terkait proges penyerapan gabah ini ke tiap daerah," tuturnya.

Dandim 0610/Sumedang Letkol (Arm) I Made Mertha Yassa menyebutkan progres penyerapan gabah di Sumedang mulai meningkat. Untuk terus meningkatkan serapan gabah dari petani, saat ini Kodim Sumedang bersama Bulog membuka mitra yang menampung pembelian gabah dari petani Sumedang.

"Saat ini kami fokus melakukan pembinaan kepada mitra Bulog di Kecamatan Buahdua. Dengan dibuatnya mitra tersebut, daya serap gabah dari petani sangat terbuka. Dan dari hasil olahan di mitra setelah menjadi beras langsung disuplai ke Bulog Sumedang," sebutnya.

Kendala utama yang dihadapi di Sumedang sendiri, lanjut dia, adanya tengkulak yang memberikan sistem ijon pada petani. "Jadi sebelum panen pun petani sudah mendapat uang bayaran dulu dari tengkulak dengan harga di atas harga standar sesuai Inpres. Namun kondisi ini, kedepan akan segera ditangani dengan adanya pendampingan dari Kodim. Diharapkan semua pihak bisa bekerjasama dalam tujuan utamanya yaitu swasembada pangan," katanya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8939 seconds (0.1#10.140)