OJK Dorong Perbankan Lebarkan Sayap ke Negara ASEAN

Senin, 03 April 2017 - 08:54 WIB
OJK Dorong Perbankan Lebarkan Sayap ke Negara ASEAN
OJK Dorong Perbankan Lebarkan Sayap ke Negara ASEAN
A A A
BOGOR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan nasional agar dapat melebarkan sayap ke negara-negara tetangga di ASEAN. Ekspansi perlu dilakukan perbankan domestik dalam implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di sektor perbankan yang berlaku pada 2020.

"Kita mau masuk ke Vietnam, sementara Myanmar sudah masuk. Perbankan kita harus membuka diri cari pasar di ASEAN. Meski masih kecil, tapi salah satu alasan karena memang tingkat keberanian untuk masuk ke pasar orang itu belum ada," kata Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional OJK, Triyono, saat acara Pelatihan dan Media Gathering di Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Dia melanjutkan, pemerintah Indonesia juga telah berkomitmen untuk mengintegrasikan sektor keuangan. Komitmen tersebut diberikan ke seluruh negara ASEAN dengan porsi yang sama walau jumlah berbeda. "Oleh karena itu, perbankan domestik harus mulai membuka diri untuk mencari pasar di ASEAN," tegasnya.

Melalui MEA, perbankan di ASEAN akan saling mengintegrasikan usahanya di sektor keuangan. Posisi bank besar Indonesia di ASEAN masih relatif tendah.

Skala usaha dari sisi total aset dan permodalan bank-bank besar di Indonesia, seperti Bank Mandiri dan BRI, BNI, BCA masih relatif kecil dibandingkan bank-bank besar di negara negara ASEAN terutama Singapore, Malaysia, dan Thailand. Sehingga, daya saing bank-bank di Indonesia masih perlu didorong agar dapat bersaing di regional ASEAN baik melalui regulasi maupun supervisory action.

Di sisi lain, OJK juga menilai adanya celah bagi pihak asing untuk menguasai aset perbankan Indonesia. Direktur Pengawasan Bank II OJK, Anung Herlianto pun mengungkapkan, alasan adanya ruang bagi bank asing untuk membuka kantor cabang di Indonesia.

Menurutnya, kondisi Indonesia seperti pada 1994-1995 di mana tabungan domestik sudah tidak lagi mendukung pertumbuhan kredit. "Dan ketika ekonomi tumbuh terus menerus lalu duit dari mana? Makannya dibuka capital inflow yang transmisinya lewat perbankan. Tapi yang dikhawatirkan kalau penabung raksasa narik, yang lain akan ikut narik," papar Anung.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4614 seconds (0.1#10.140)