Pemprov Jabar Terima Deviden BJB Rp340 Miliar

Rabu, 05 April 2017 - 19:06 WIB
Pemprov Jabar Terima Deviden BJB Rp340 Miliar
Pemprov Jabar Terima Deviden BJB Rp340 Miliar
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat menerima deviden dari Bank Jabar Banten (BJB) sebesar Rp340 miliar dari total deviden BJB tahun buku 2016 yang mencapai Rp862 miliar.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pun mengapresiasi pembagian deviden tersebut. Menurutnya, nilai deviden tersebut menunjukkan kinerja BJB selama 2016 lalu luar biasa. "Tentu hasil RUPST ini memuaskan, bagus, alhamdulillah," ujar pemegang saham mayoritas BJB tersebut di Bandung, Rabu (5/4/2017).

Menurutnya, deviden sebesar Rp862,9 miliar itu disepakati akan dibagikan kepada para pemegang saham sebesar 56% dan sisanya ditahan sebesar 34% yang direncanakan untuk pengembangan perusahaan. "Pembagiannya sudah baik, Pemprov Jabar sendiri mendapat deviden kurang lebih Rp340 miliar," sebutnya.

Dengan pencapaian tersebut, Gubernur yang akrab disapa Aher ini menilai, BJB sebagai bank terbaik dibandingkan bank daerah lainnya di Indonesia. Oleh karena itu, kata Aher, sangat wajar apabila BJB menjadi salah satu bank berkinerja terbaik secara nasional.

"Kalau bank daerah itu semuanya hormat kepada Bank BJB karena diantara bank daerah adalah bank sengada lawan. Oleh karena itulah, lawannya adalah bank nasional," katanya.

Bank BJB sendiri menyetujui pembagian dividen Rp862,9 miliar. Keputusan ini dicapai seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BJB tahun buku 2016 yang digelar di Hotel Aryaduta, Bandung akhir Maret lalu.

Sementara itu, Direktur Utama BJB Ahmad Irfan mengatakan, total dividen yang dibagikan ini setara 55% dari laba bersih 2016 sebesar Rp1,56 triliun. "Porsi dividen yang dibagikan setara dengan Rp890 per lembar saham atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp84,8 per lembar saham," terangnya.

Menurutnya, perolehan dan kinerja yang positif terus ditunjukan Bank BJB dengan perolehan laba bersih (bank only) yang naik sebesar 14,4% year on year dan membaiknya rasio kredit bermasalah (NPL Gross) pada akhir 2016 menjadi sebesar 1,69% dari 2,91% pada akhir 2015.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2869 seconds (0.1#10.140)