Defisit APBN 2017 Rp104,9 Triliun Sepanjang Kuartal I

Senin, 17 April 2017 - 21:15 WIB
Defisit APBN 2017 Rp104,9 Triliun Sepanjang Kuartal I
Defisit APBN 2017 Rp104,9 Triliun Sepanjang Kuartal I
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, defisit APBN 2017 mencapai Rp104,9 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Meski begitu menurutnya beberapa pencapaian terlihat membaik, dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi, asumsinya belum berubah, yakni masih di level 5,1%. Hal ini karena angka pada kuartal I 2017 belum tuntas, sehingga masih harus menunggu rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS), 5 Mei 2017 nanti.

"Untuk inflasi sampai saat ini 3,6%, dibanding asumsi 4%. Untuk suku bunga, 5,2% dibanding asumsi 5,3%. Nilai tukar rupiah Rp13.348 dari asumsi Rp13.300 per USD," katanya di Jakarta, Senin (17/4/2017).

Untuk ICP (minyak dunia) yakni USD51, dimana angka ini lebih tinggi dari asumsi USD45 per barel. Lifting minyak rata-rata asumsinya 815 ribu barel per hari, sedangkan untuk lifting gas sebesar 1,81 juta. "Ini lebih tinggi dari asumsi yang sebesar 1,15 juta," terang dia.

Sedangkan pendapatan negara, tercatat sudah Rp295,1 triliun atau 16,9%. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu lalu pada periode sama yakni Rp247,5 triliun atau 13,9%. "Dari perpajakan kita dapat Rp237,7 triliun atau 15,9%. Ini juga lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar Rp204,5 triliun atau 13,3%," ungkapnya.

Pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp57,4 triliun atau 22,9%. Ini juga lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar Rp42,9 triliun. Belanja negara tercatat Rp400 triliun atau 19,2% lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sekitar Rp390,9 triliun.

"Rinciannya, untuk K/L Rp92,4 triliun atau 12,1% lebih tinggi dari tahun lalu yakni Rp82,7 triliun. Untuk non K/L sebesar 20,4% atau Rp112 triliun. Lebih besar dari tahun lalu yang sebesar Rp110 triliun. Dan transfer daerah sebesar Rp195,2 triliun atau 25,5%. Angkanya hampir mirip tahun lalu," imbuhnya.

Maka, dengan demikian, secara total, defisit APBN 2017 tercatat Rp104,9 triliun atau 0,77% dari PDB. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, ini lebih baik. Tahun lalu Ro143,4 triliun atau 1,13% dari PDB di periode yang sama. Untuk pembiayaan, tahun ini lebih kecil, yakni Rp187,9 triliun. Tahun lalu Rp200,2 triliun. Maka ada kelebihan pembiayaan sekitar Rp82,9 triliun.

"Ini kondisi yang kami hadapi sampai hari ini. Penerimaan negara sampai 31 Maret lebih positif dibanding 2016. Momentum ini perlu dijaga. Di kuartal I ada pengaruh tax amnesty, maka saya minta Ditjen Pajak untuk fokus gunakan hasil dari tax amnesty dan gunakan data-data untuk penerimaan pajak secara berkelanjutan," ucapnya

Presiden, lanjutnya sudah meminta kepada seluruh K/L untuk melakukan penghematan-penghematan khususnya pada pengadaan barang. "Kami akan terus hitung, agar bisa digunakam lebih, dalam rangka lenyelesaikan proyek infrastruktur dan prioritas seperti ASEAN Games, LRT, atau yang lain. Kami terus upayakan pendanaan dari APBN tetap dijalankan," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4123 seconds (0.1#10.140)