Seragam BCA Karya Kampung Batik Gemah Sumilir Pekalongan

Selasa, 18 April 2017 - 22:09 WIB
Seragam BCA Karya Kampung Batik Gemah Sumilir Pekalongan
Seragam BCA Karya Kampung Batik Gemah Sumilir Pekalongan
A A A
KAJEN - Salah satu seragam batik PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merupakan karya para perajin batik di Desa Wisata Kampung Batik Gemah Sumilir Desa Gumawan Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Hal itu dikatakan oleh Komisaris BCA Cyrillus Harinowo, saat meresmikan bantuan infrastruktur Desa Wisata Kampung Batik Gemah Sumilir.

Komisaris Independen BCA Cyrillus Harinowo mengatakan, batik karya Kampung Batik Gemah Sumilir tersebut digunakan seluruh karyawan BCA dari Banda Aceh hingga Jayapura. Sehingga ada sekitar 35.000 karyawan BCA seluruh Indonesia.

"Saya membawa selembar batik dan ini merupakan hasil karya Kampung Batik Gemah Sumilir. Batik ini menjadi seragam karyawan BCA dari Banda Aceh sampai Jayapura. Jadi ini dipakai sekitar 35 ribu karyawan kami di seluruh Indonesia. Kami pesan sejak 2014 dan butuh proses dua tahun dari desain hingga delivery. Terima kasih kepada Gemah Sumilir yang sudah realisasikan seragam ini," katanya.

Menurutnya, bantuan dan pembinaan desa wisata Kampung Batik Gemah Sumilir tersebut sebagai bentuk kepedulian BCA terhadap kemajuan masyarakat desa. Hal serupa dilakukan di Gunung Kidul yang sekarang lebih dikenal dengan Goa Pindul.

"Goa Pindul itu salah satu desa wisata binaan kami. Dulu Gunung Kidul itu identik busung lapar dan kemiskinan. Tapi sekarang bisa menjadi contoh kisah sukses suatu desa wisata hasil binaan kami. Sekarang karang taruna setempat perbulan bisa mendapatkan sekitar Rp600 juta, sehingga bisa menekan urbanisasi," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, bantuan desa wisata itu tidak hanya berupa bantuan tunai dan infrastruktur saja. Namun warga juga diberi pelatihan pelayanan yang terbaik.
"Jadi kami latih mereka pelayan yang terbaik atau pelayanan prima. Ini yang paling penting. Sehingga pengunjung nyaman dan betah di situ. Sedangkan misal infrastruktur suatu desa wisata, harus ada WC yang terbaik di situ," terangnya.

Sementara itu Kampung Batik Gemah Sumilir menurutnya memiliki potensi untuk menjadi desa wisata. Sebab batik merupakan warisan budaya yang luar biasa.
"Batik kalau hanya sebagai komoditas, hasilnya hanya biasa. Tapi kalau dikombinasikan dengan desa wisata, didukung juga jalan tol yang hampir jadi, hasilnya akan luar biasa. Sebab akses ke sini menjadi lebih mudah. Yang penting dalam suatu desa wisata yakni orang nyaman dan bisa memperoleh sesuatu, misal membatik dan bercocok tanam dengan petani sini," jelasnya.

General Manager Corporate Social Responsibility (CSR) BCA Inge Setiawati, menambahkan, selain adanya potensi perajin batik, juga ada motivasi dari seluruh elemen masyarakat desa setempat. Sehingga BCA memilih desa wisata Kampung Batik Gemah Sumilir. "Jadi bukan hanya ada pembatik yang jago atau infrastruktur yang bagus, tapi kemauan dari seluruh warga untuk maju," katanya.

Setelah itu, lanjut dia, pihak BCA juga memberikan berbagai pelatihan untuk menunjang pembentukan desa wisata. Sejumlah pelatihan itu antara lain yakni pelayanan prima, manajemen keuangan yang baik serta literasi keuangan.

"Jadi warga di sini dilatih bagaimanan melayani pengunjung dengan baik. Selain itu juga, dilatih bagaimana membuat pengunjung nyaman dan betah di desa wisata, manajemen suatu organisasi yang baik dan juga menajemen keuangan," terangnya.

Dia berharap, ke depan desa wisata Kampung Batik Gemah Sumilir tersebut bisa mandiri. Sehingga, desa wisata setempat tidak lagi bergantung kepada bantuan BCA atau pemerintah.

"Jadi kami beri tantangan teman-teman Gemah Sumilir untuk menerapkan pelatihan yang kami berikan. Jadi kami pantau terus progresnya, seperti Goa Pindul itu masih terus kami lakukan pembinaan. Kami tetap optimis, asal pelayanan prima, otomatis pengunjung yang ke sini akan menyebarkannya dari mulut ke mulut," tambahnya.

Sementara itu Ketua KSU Gemah Sumilir, Amin Maizun, mengatakan, kerja sama tersebut sudah sejak 2012 dilakukan. Dia juga menerangkan terkait awal terbentuknya desa wisata Kampung Batik Gemah Sumilir tersebut.

"Jadi awalnya kami berkumpul untuk nguri-nguri budaya dan regenerasi seluruh pelaku batik. Kemudian kami bekerjasama dengan BCA ini, sehingga diberikan pembinaan untuk menjadi desa wisata. Jadi kami berterima kasih dengan dukungan dan pembinaan yang dilakukan oleh BCA selama ini," katanya.

Dijelaskan, seluruh anggota UKM desa wisata Kampung Batik mencapai 50 anggota. Namun jumlah tersebut terdiri dari 500 UKM dibawahnya. "Mereka tidak hanya pelaku batik, namun juga UKM lainnya," jelasnya.

Dia berharap, kedepan batik Kabupaten Pekalongan bisa lebih berkembang. Selain itu, desa wisata Kampung Batik Gemah Sumilir tersebut bisa lebih dikenal di seluruh nusantara dan dunia.

"Kami optimis bisa lebih dikenal dibanding goa Pindul. Sebab batik merupakan warisan budaya yang luar biasa. Selain itu, oleh BCA kami juga sering dikenalkan ambasador-ambasador dan kedutaan besar sejumlah negara lain di Jakarta untuk mempromosikan desa wisata kami. Mereka warga luar negeri itu banyak yang tertarik, ternyata budaya batik kita dicintai dunia," tandasnya.

Peresmian desa wisata Kampung Batik Gemah Sumilir tersebut dihadiri sejumlah petinggi BCA yakni Komisaris Independen BCA Cyrillus Harinowo, General Manager Corporate Social Responsibility (CSR) BCA Inge Setiawati, Kepala BCA Kantor Wilayah II Gunawan Budi Santoso, dan Kepala BCA KCU Pekalongan Andreas Andy Christianto. Selain itu juga hadir Kapolres Pekalongan AKBP Wawan Kurniawan, dan perwakilan Muspida lainnya, serta para seniman dan perajin batik di Kabupaten Pekalongan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9305 seconds (0.1#10.140)