Rute Ro-Ro Davao-Bitung Kurangi Waktu Tempuh Angkut Barang

Minggu, 30 April 2017 - 20:37 WIB
Rute Ro-Ro Davao-Bitung Kurangi Waktu Tempuh Angkut Barang
Rute Ro-Ro Davao-Bitung Kurangi Waktu Tempuh Angkut Barang
A A A
JAKARTA - Peluncuran layanan transportasi laut Roll-on/Roll-Off atau Ro-Ro antara Davao-General Santos-Bitung merupakan tonggak penting dalam sejarah hubungan antara Indonesia dan Filipina.

(Baca Juga: Jokowi dan Duterte Resmikan Layanan Ro-Ro Davao-Bitung)

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada Peresmian Pelayaran Ro-Ro dengan rute Davao-General Santos-Bitung di Kudos Port, Davao, Filipina, hari ini.

"Pelayaran ini akan mengurangi waktu tempuh pengangkutan barang dan orang antar dua wilayah tersebut, dari lima minggu menjadi dua setengah hari," kata Jokowi seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Minggu (30/4/2017).

Dalam pandangan Jokowi, momen peresmian pelayaran Ro-Ro ini sangat tepat karena tahun lalu nilai perdagangan antara kedua negara meningkat lebih dari 30% dibanding tahun sebelumnya.

Dengan kehadiran layanan Ro-Ro antara Davao-General Santos-Bitung diharapkan dapat memberikan peluang dan bisnis baru bagi masyarakat di kedua wilayah tersebut. Pada kesempatan ini, Jokowi menyampaikan apresiasi kepada Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte atas peresmian layanan Ro-Ro ini.

"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden Duterte atas komitmen luar biasa dalam mewujudkan rute pelayaran ini," ucap Jokowi.

Apresasi juga disampaikan Jokowi kepada semua pihak baik dari Indonesia maupun dari Filipina yang telah bekerja sangat keras untuk mewujudkan rute ini. "Semoga layanan transportasi laut ini, rute pengiriman ini menjadi simbol persahabatan dan kemitraan antara kedua bangsa kita," ucapnya.

Dibukanya rute Davos-Bitung menunjukkan bahwa Presiden Duterte peduli dengan wilayah-wilayah yang berada jauh dari Ibu Kota Filipina, Manila. "Saya tahu bahwa Presiden Duterte sangat peduli dengan wilayah-wilayah yang jauh dari Manila, ibu kota yang kaya," ucap dia.

Jokowi menuturkan, saat dirinya baru menjabat sebagai Presiden pada dua setengah tahun lalu dia melakukan hal sama. "Saya memutuskan untuk mengatasi ketimpangan yang terjadi di Indonesia," ujarnya.

Selama ini sebagian besar pembangunan di Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa. "Saat ini, sebagian besar program pengembangan infrastruktur kami difokuskan pada wilayah luar Indonesia. Kami menyebutnya, membangun dari pinggiran Indonesia," katanya.

Menurut Jokowi, dia dan Presiden Duterte percaya bahwa masyarakat yang tinggal di daerah terluar memiliki kecerdasan, kekuatan dan keahlian yang sama dengan mereka yang tinggal di ibu kota. "Mereka hanya membutuhkan satu hal. Satu hal saja! Dan itu adalah memberikan mereka kesempatan," tutur Jokowi.

Menurutnya, Davao bukanlah kota asing bagi Presiden Duterte karena pernah menjabat sebagai Wali Kota Davao. "Seperti Presiden Duterte, saya pernah menjadi wali kota dari kota yang indah seperti Davao. Jadi saya dapat membayangkan betapa kota ini sangat berarti bagi Presiden Duterte. Saya juga bisa membayangkan betapa berartinya seorang Presiden Duterte bagi masyarakat Davao," ujar dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8616 seconds (0.1#10.140)