Menperin: Iklim Bisnis di Tanah Air Harus Tetap Kondusif

Jum'at, 05 Mei 2017 - 11:28 WIB
Menperin: Iklim Bisnis di Tanah Air Harus Tetap Kondusif
Menperin: Iklim Bisnis di Tanah Air Harus Tetap Kondusif
A A A
JAKARTA - Industri manufaktur skala mikro hingga besar menunjukkan geliat positif. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan industri nasional saat ini salah satunya ditopang oleh laju investasi di dalam negeri yang semakin meningkat.

Giatnya pembangunan infrastruktur turut membuat pelaku usaha berekspansi di Indonesia. "Dalam rangka menjaga momentum kenaikan ini, yang terpenting adalah iklim bisnis di Tanah Air tetap kondusif. Apalagi, pemerintah telah mengeluarkan berbagai paket kebijakan ekonomi. Beberapa sektor seperti industri automotif, tekstil, dan olahan susu telah merealisasikan investasinya," kata dia dalam rilisnya, Jakarta, Jumat (5/5/2017).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi industri manufaktur besar dan sedang di kuartal I/2017 naik 4,33% dalam setahun. Adapun produksi industri manufaktur mikro kecil kuartal I/2017 tumbuh 6,63% dalam setahun.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang antara lain disebabkan kenaikan produksi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 9,59%, industri makanan 8,20%, serta industri karet, barang dari karet, dan plastik sebesar 7,80%.

Airlangga optimistis, pertumbuhan tersebut akan lebih terdongkrak lagi apabila kebijakan penurunan harga gas dan listrik bagi industri seluruhnya dapat terealisasi. "Bahkan, itu bisa menambah daya saing industri nasional di kancah global," ucapnya.

Langkah strategis lainnya yang perlu dilakukan, yaitu harmonisasi peraturan di segala lintas sektoral, menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan baku industri khususnya bahan baku dari impor. "Serta melaksanakan promosi dagang ke pasar nontradisional, mencari informasi kebutuhan produk dan hambatan pasar dalam rangka pengembangan pasar ekspor baru," terang dia.

Pada periode Januari-Maret 2017, nilai ekspor nonmigas hasil industri pengolahan naik 19,93% dibanding periode sama 2016. Ekspor nonmigas Maret 2017 terbesar ke China sebesar USD1,78 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,51 miliar dan Jepang USD1,26 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,72%. Sementara, ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar USD1,46 miliar.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.5977 seconds (0.1#10.140)