Kisah Pemberontakan dan Perang Riddah di Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq

Rabu, 20 September 2023 - 14:56 WIB
loading...
Kisah Pemberontakan dan Perang Riddah di Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar telah mengubah arah sejarah dunia dengan kemenangan dalam perang Riddah. Ilustrasi: Ist
A A A
Perang Riddah juga disebut Perang Melawan Kemurtadan pecah setelah Rasulullah SAW wafat. Beberapa suku Arab murtad dan melakukan pemberontakan. Perang ini dilancarkan oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq selama tahun 632 dan 633 M.

"Seperti jilatan api, cepat sekali pemberontakan itu menjalar ke seluruh jazirah Arab begitu Rasulullah wafat," tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Abu Bakr As-Siddiq-Yang Lembut Hati" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 1987).

Haekal berkisah, berita pemberontakan ini sampai ke Madinah tatkala umat Islam tengah membaiat Abu Bakar sebagai khalifah. Mereka sangat terkejut. Berselisih pendapat mereka apa yang harus diplerbuat.



Satu golongan berpendapat, termasuk Umar bin Khattab, untuk tidak menindak mereka yang menolak membayar zakat selama mereka tetap mengakui, bahwa tak ada tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah. Dengan begitu barangkali mereka menghendaki agar tidak banyak musuh yang akan dapat mengalahkan mereka.

Allah tidak memberikan janji kemenangan kepada mereka seperti yang diberikan kepada Rasulullah. Juga wahyu sudah tidak diturunkan kepada siapa pun lagi setelah Nabi dan Rasul penutup itu berpulang ke rahmatullah. Tetapi Abu Bakar tetap bersikeras, mereka yang menolak membayar zakat dan murtad dari agamanya harus diperangi. Maka pecahlah Perang Riddah yang telah memakan waktu setahun lebih.

Perang Riddah melibatkan ratusan orang dari pasukan Khalifah dan ratusan lagi dari pihak lawan, bahkan di antaranya sampai puluhan ribu dari masing-masing pihak yang terlibat langsung dalam pertempuran yang cukup sengit itu. Ratusan, bahkan ribuan di antara kedua belah pihak terbunuh.



Haekal menyebut pengaruh Perang Riddah dalam sejarah Islam cukup menentukan. Andaikata Abu Bakar ketika itu tunduk pada pihak yang tidak menyetujui perang, sebagai akibatnya niscaya kekacauan akan lebih meluas ke seluruh kawasan Arab, dan kedaulatan Islam tentu tidak akan ada.

"Juga jika pasukan Abu Bakar bukan pihak yang menang dalam perang itu, niscaya akibatnya akan lebih parah lagi. Jalannya sejarah dunia pun akan sangat berlainan," tuturnya.

Oleh karena itu, tidaklah berlebihan ketika orang mengatakan, bahwa dengan posisinya dalam menghadapi pihak Arab yang murtad disertai kemenangannya dalam menghadapi mereka itu, Abu Bakar telah mengubah arah sejarah dunia. "Tangan Tuhan jugalah yang telah melahirkan kebudayaan umat manusia itu dalam bentuknya yang baru," ujar Haekal.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4569 seconds (0.1#10.140)