Rupiah Menguat Dipicu Kenaikan Peringkat S&P

Selasa, 23 Mei 2017 - 12:18 WIB
Rupiah Menguat Dipicu Kenaikan Peringkat S&P
Rupiah Menguat Dipicu Kenaikan Peringkat S&P
A A A
JAKARTA - Nuansa positif mewarnai ekonomi Indonesia pada awal pekan ini setelah S&P menaikkan peringkat obligasi pemerintah Indonesia dari BBB- menjadi BB+ yang memasuki level investment grade.

Dengan masuknya ekonomi terbesar Asia Tenggara ini ke peringkat investment grade dari tiga badan pemeringkat terbesar, prospek umum ekonomi Indonesia mulai terlihat sangat menjanjikan.

"Saham Indonesia kemungkinan akan menguat ke depannya dengan aliran masuk dana global dan peningkatan investasi asing langsung yang menyokong selera risiko investor," kata Research Analyst FXTM Lukman Otunuga dalam risetnya di Jakarta, Selasa (23/5/2017).

Data ekonomi Indonesia terus menunjukkan pertanda stabilitas dan inflasi pun mulai stabil, karena itu spekulasi meningkat bahwa Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga mendekati akhir tahun untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Rupiah menguat terhadap USD karena kenaikan peringkat S&P ini. USD/IDR bergerak mendekati Rp13.30/USD0 pada saat laporan ini dituliskan. Breakdown dan penutupan harian di bawah Rp13.280/USD akan memberi motivasi bagi penjual untuk mengantarkan USD/IDR lebih rendah lagi menuju level Rp13.240/USD.

Dia menutrukan, saham Asia kembali berkibar pada awal perdagangan kemarin setelah apresiasi tajam harga minyak mengangkat sentimen global dan selera risiko. Saham Eropa mayoritas bervariasi karena investor berupaya melihat melampaui gejolak politik di Washington dan berfokus pada fundamental makro di Eropa.

"Kekhawatiran tentang pemerintahan Presiden Donald Trump sedikit mereda dan masih ada yang optimis terhadap kebijakan pro-pertumbuhan Trump, karena itu Wall Street berpotensi sedikit menguat hari ini waktu setempat," papar dia.

Sementara, USD terpukul oleh masalah Trump pekan lalu. Harga kesulitan untuk pulih dari level terendah enam bulan karena investor mengevaluasi kembali ketidakstabilan politik di Washington dan dampaknya terhadap kebijakan pro-pertumbuhan Trump.

Segala kenaikan USD karena reli Trump telah terkikis karena meningkatnya ketidakpastian. USD saat ini bearish. Perhatian akan tertuju pada testimoni publik mantan direktur FBI James Comey yang berpotensi memberi kejutan negatif lebih lanjut terhadap USD apabila ada informasi baru yang terkuak.

"Sehubungan dengan makroekonomi, notulen Fed dan PDB AS akan menjadi sorotan dan sangat dicermati investor untuk mencari isyarat jadwal kenaikan suku bunga tahun ini," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7308 seconds (0.1#10.140)