Menteri Amran Tawarkan Jagung ke Filipina

Rabu, 14 Juni 2017 - 20:08 WIB
Menteri Amran Tawarkan Jagung ke Filipina
Menteri Amran Tawarkan Jagung ke Filipina
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia menawarkan ekspor jagung pipilan ke Filipina dan Malaysia. Tawaran ekspor ini dilakukan menyusul terjadinya kelebihan produksi (over supply) sejak April lalu.

“Dalam pertemuan tadi, mereka mengharapkan kita impor nanas dan durian. Sementara kami tawarkan mereka jagung,” ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman seusai menerima kunjungan Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen Isleta di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Menurut Amran, tawaran ini akan ditindaklanjuti Pemerintah Filipina menyusul akan datangnya Secretary of Agricultural Filipina ke Indonesia pada September mendatang. “September nanti, Secretary of Agriculturalnya datang. Mereka juga bersedia mengimpor kelapa dari Sulawesi Utara,” kata Amran.

Amran menyampaikan hubungan perdagangan Indonesia-Filipina di bidang pertanian ini akan menguntungkan kedua belah pihak, mengingat saat ini sudah ada kapal roro berkapasitas besar bertarif murah rute Davao, Filipina ke Indonesia.

“Untuk kapal roro tersebut dari Indonesia membawa jagung, sementara dari Filipina membawa buah durian yang menjadi andalan mereka. Jadi pulang pergi dalam kondisi isi, sehingga biayanya murah. Ini akan efisien,” katanya.

Selain ke Filipina, kata Amran, Indonesia juga berpeluang mengekspor jagung ke Malaysia. Menurutnya, Indonesia berpotensi mengekspor jagung ke Filipina sebanyak 1 juta ton dan ke Malaysia sebanyak 3 juta ton.

“Peluang kita, Filipina dan Malaysia itu 4 juta ton. Nah kalau kita bisa penuhi itu nilainya Rp12 triliun hingga Rp15 triliun. Lumayan kan?,” kata Mentan.

Pada tahun ini, Kementan menargetkan produksi jagung nasional mencapai 17 juta ton. Pada April lalu terjadi produksi besar sebanyak 12 juta ton. Peningkatan produksi terjadi karena adanya sinergi antara pemerintah dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) serta program luas tambah tanam.

Kenaikan produksi terjadi karena ada beberapa daerah yang mengalami peningkatan penanaman jagung. “Ada satu daerah peningkatannya sampai 50%, tapi ada yang terpenting GPMT sudah membangun gudang di mana-mana,” ungkap Amran.

Dia menjelaskan, daerah-daerah yang mengalami peningkatan produksi yaitu Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Dompu, Bima, Sumbawa, Jawa Timur, dan Lampung. Namun, Amran tidak menyebutkan lebih rinci terkait jumlah peningkatan produksi jagung pada daerah tersebut.

Amran menjelaskan, pihak GMPT dengan anggotanya telah membangun gudang dan pengering untuk menyerap produksi jagung lokal dan diolah menjadi pakan ternak. “Mereka membangun (gudang) sendiri, kemudian mendampingi petani dan sudah ribuan hektare dan pada Februari ada panen dua 2.000 ha di Lampung,” papar Amran.

Menurut Amran, jika terjadi over supply dan GPMT tidak mampu untuk menampung produksi jagung nasional, maka pihaknya dan GPMT sepakat untuk menugaskan Perum Bulog menyerap produksi tersebut.

Diketahui, pemerintah telah menetapkan harga jagung di tingkat petani Rp3.150 per kilogram (kg) dengan kadar air 15% untuk diserap Perum Bulog. Penyerapan itu bisa dilakukan Bulog manakala semua gudang jagung yang dimiliki perusahaan swasta sudah penuh.

Berdasarkan data Kementan produksi jagung 2016 mencapai 23,16 juta ton, naik sekitar empat juta ton dari 2015 yang mencapai 19 juta ton.

Sementara itu, GPMT mengungkapkan kebutuhan jagung untuk bahan baku pakan ternak pada 2017 diprediksi 8,5 juta ton, naik tipis dari kebutuhan tahun 2015 sebanyak 8 juta ton.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4768 seconds (0.1#10.140)