Tyson Fury dan Oleksandr Usyk Didesak Suarakan Masalah HAM di Arab Saudi

Minggu, 01 Oktober 2023 - 09:09 WIB
loading...
Tyson Fury dan Oleksandr Usyk Didesak Suarakan Masalah HAM di Arab Saudi
Amnesty International Inggris meminta Tyson Fury dan Oleksandr Usyk untuk bersuara menentang masalah hak asasi manusia (HAM) di Arab Saudi / Foto: Sky Sports
A A A
Amnesty International Inggris meminta Tyson Fury dan Oleksandr Usyk untuk bersuara menentang masalah hak asasi manusia (HAM) di Arab Saudi. Organisasi tersebut menuding negara Timur Tengah tersebut karena menggunakan taktik 'mencuci olahraga'.

Fury dan Usyk akhirnya akan bertarung memperebutkan mahkota divisi kelas berat tak terbantahkan setelah menandatangani kontrak pertarungan. Mereka diperkirakan akan bertarung pada 23 Desember 2023 di Riyadh.

Fury mengklaim kesepakatan kontrak petarungan melawan Usyk melebihi yang diperoleh bintang Liga Arab Saudi, Cristiano Ronaldo. Namun organisasi hak asasi manusia Amnesty International menanggapinya dengan menyoroti masalah moral ketika Saudi menjadi tuan rumah acara semacam itu.



Karena itu, Amnesty International meminta Fury dan Usyk untuk menggunakan media sosial mereka untuk menarik perhatian dunia terhadap catatan hak asasi manusia di Arab Saudi. "Baik Tyson Fury dan Oleksandr Usyk harus memahami bagaimana pertarungan ini akan digunakan oleh otoritas Saudi untuk memproyeksikan citra mewah negara tersebut jauh dari kenyataan kelam dipenjara karena menyuarakan pendapat Anda, penyiksaan yang meluas, pengadilan yang tidak adil dan lain-lain. eksekusi massal," harap Felix Jakens selaku Kepala Kampanye Prioritas dan Individu yang Berisiko di Amnesty International Inggris dikutip dari DailyStar, Sabtu (30/9/2023).

"Di antara banyak kasus lainnya, pensiunan guru Saudi Mohammad bin Nasser al-Ghamdi baru-baru ini dijatuhi hukuman mati karena pernyataan damainya di Twitter dan YouTube, dan mahasiswa PhD Universitas Leeds Salma al-Shehab mendekam di penjara karena berani men-tweet tentang hal tersebut. hak-hak perempuan di Arab Saudi."

"Kami ingin melihat Tyson Fury atau Oleksandr Usyk menggunakan platform mereka untuk berbicara tentang masalah hak asasi manusia di Arab Saudi, sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh seluruh penduduk Saudi tanpa risiko dipenjara atau lebih buruk lagi," tambahnya.



Sekadar informasi, Arab Saudi sejak pertarungan Anthony Joshua telah menjadi pusat beberapa acara olahraga terbesar di dunia. Namun hal ini bukannya tanpa kritik luas.

"Sejak pertarungan Anthony Joshua melawan Andy Ruiz pada tahun 2019, kami sudah terbiasa dengan pertarungan besar-besaran yang diselenggarakan di Arab Saudi, dan itu jelas merupakan hal yang tidak biasa. bagian dari pola pencucian olahraga di mana pemerintah Saudi mencoba menggunakan olahraga untuk mengalihkan perhatian dari catatan buruk hak asasi manusia mereka," ujar Felix Jakens.

LIV Golf, yang didanai oleh Dana Investasi Publik Saudi dikecam oleh tokoh-tokoh terkenal tetapi secara bertahap menjadi kekuatan dominan dalam olahraga ini setelah menarik semakin banyak bintang Eropa dan Amerika dengan bayaran besar. Kekhawatiran serupa juga muncul sejak Liga Arab Saudi, yang memiliki empat tim milik PIF, mulai meningkatkan perekrutan bintang-bintang sepak bola paling terkenal.

Mantan kapten Liverpool Jordan Henderson adalah salah satu dari mereka yang dituduh meninggalkan komunitas LGBTQ dengan menandatangani kontrak dengan Al-Ettifaq di musim panas. Meskipun ia mengaku berharap bisa menciptakan perubahan positif dengan kepindahannya.

(yov)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4356 seconds (0.1#10.140)